Dilansir msdsonline.com, sebuah studi menunjukkan lebih dari 190.000 pekerja di Amerika Serikat menderita penyakit akibat paparan bahan kimia berbahaya, dan lebih dari 50.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya disebabkan paparan bahan kimia berbahaya seumur hidup di tempat kerja.

Hampir semua bahan kimia yang digunakan dalam produksi di industri, berhubungan dengan satu atau lebih sumber bahaya bagi kesehatan atau fisik. Bila tidak segera dicegah, sumber bahaya ini dapat merugikan pekerja, lingkungan kerja, dan lingkungan di luar perusahaan.

Maka, sangat penting bagi semua industri yang kegiatannya melibatkan bahan kimia berbahaya untuk melaksanakan program komunikasi bahaya (hazard communication) secara efektif. Hal  ini penting untuk keselamatan pekerja dan mencegah timbulnya kecelakaan, cedera, dan penyakit akibat kerja.

Dari banyaknya elemen program komunikasi bahaya yang harus dilakukan, salah satu yang penting namun kerap diabaikan pekerja adalah penyediaan Safety Data Sheet (SDS) untuk setiap bahan kimia berbahaya. Mengapa setiap bahan kimia wajib memiliki SDS? Siapa saja yang wajib menggunakan dan menerapkan SDS di tempat kerja?

Baca juga artikel ini:

Semua bahan kimia berbahaya baik yang digunakan dalam produksi maupun yang ada di gudang penyimpanan wajib memiliki SDS. Pada standar nasional, perihal SDS ini tercantum dalam peraturan seperti Kepmenaker No. Kep. 187/ MEN/ 1999, PP No. 74 Tahun 2001, Permenperin RI No. 87/ M-IND/ PER/ 9/ 2009, dan Permenperin RI No.23/M-IND/PER/4/2013.

Dalam Hazard Communication Standard 29 CFR 1910.1200, Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menyatakan bahwa yang bertanggung jawab membuat SDS adalah pihak manufaktur  yang memproduksi bahan kimia berbahaya. Semua pihak-pihak yang berkaitan dengan aliran distribusi bahan kimia tersebut juga bertanggung jawab menyampaikan SDS sampai pada pengguna.

Pihak- pihak yang harus menggunakan dan menerapkan lembar SDS, di antaranya:

  • Produsen bahan
  • Pihak pengangkut bahan
  • Penyimpan dan pemasok bahan
  • Pengguna bahan (industri, laboratorium dan institusi akademik)
  • Pengolah bahan buangan
10 Penjelasan Penting Tentang SDS, Sudahkah Anda Memahaminya?

Sumber: msdsonline.com

1. Dari mana pekerja (pengguna bahan) bisa mendapatkan lembar SDS?

Baik regulasi nasional maupun global, termasuk OSHA mewajibkan setiap manufaktur atau produsen yang memproduksi bahan kimia bertanggung jawab menyediakan SDS untuk pengguna bahan. Mintalah SDS kepada produsen, distributor, atau pemasok di mana Anda membeli bahan kimia tersebut. Pastikan bahwa SDS yang Anda miliki adalah revisi terbarunya.

2. Mengapa SDS diperlukan?

SDS merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera saat menangani bahan kimia berbahaya. Melalui SDS, Anda dapat mengetahui sifat-sifat bahaya bahan kimia yang digunakan, alat pelindung diri yang digunakan hingga prosedur darurat bila terjadi tumpahan, kebakaran, kebocoran, dan ledakan. Semua informasi tersebut sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan bahan kimia yang bisa berakibat fatal bagi pengguna.

3. Informasi apa saja yang harus tercantum dalam SDS?

Baik menurut Permenperin RI No.23/M-IND/PER/4/2013 maupun Sistem Harmonisasi Global (GHS), SDS harus memuat 16 informasi sebagai berikut:

Contoh SDS:

Sumber: cagreen.ca

4. Bagaimana saya dapat mengetahui jika lembar SDS yang tersedia di tempat kerja sudah memenuhi persyaratan?

Anda dapat memeriksa apakah lembar SDS yang dimiliki sudah sesuai dengan standar atau regulasi yang berlaku atau belum. Misalnya informasi yang tercantum di dalam SDS (lihat poin 3) sudah sesuai dengan Permenperin RI No. 87/ M-IND/ PER/ 9/ 2009, Permenperin RI No.23/M-IND/PER/4/2013, atau GHS (standar global).

Jika SDS yang Anda dapatkan dari produsen sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku, hal ini berarti lembar SDS untuk setiap bahan kimia berbahaya di tempat kerja Anda sudah memenuhi persyaratan. Ingat! Selalu perhatikan tanggal revisi terakhir dari SDS yang Anda miliki.

5. Jika saya memiliki bahan kimia yang sama dari produsen berbeda, apakah saya harus menyimpan lembar SDS dari produsen-produsen tersebut?

Iya. Seperti sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, OSHA menyatakan bahwa produsen yang terdaftar di SDS harus bersedia bertindak sebagai penanggung jawab jika terjadi keadaan darurat saat penanganan bahan kimia.  Jadi, tidak ada salahnya jika Anda menyimpan SDS dari masing-masing produsen.

Sangat penting bagi Anda untuk mendokumentasikan SDS dengan baik. Hal ini memudahkan Anda untuk menghubungi kontak produsen, terutama saat terjadi keadaan darurat. Meski bahan kimia yang sama dipesan dari produsen berbeda, hal ini juga memungkinkan Anda untuk memiliki referensi lebih banyak tentang penanganan bahan kimia berbahaya.

6. Kapan SDS perlu diperbaharui?

SDS yang disediakan produsen harus akurat dan jelas saat diterima pengguna. SDS akan diperbaharui jika terdapat informasi baru atau perubahan data yang signifikan mengenai bahan kimia berbahaya.

Informasi baru atau perubahan tersebut mencakup bahaya dari bahan kimia, data baru yang mengakibatkan perubahan klasifikasi pada kelas bahaya, atau perubahan cara perlindungan atau pengendalian terhadap bahaya dari bahan kimia yang bersangkutan.

Menurut OSHA 1910.1200 (f) (11), SDS harus diperbaharui dalam jangka waktu tiga bulan (dan label diperbaharui dalam waktu enam bulan) terhitung produsen menerima informasi baru. Jika pengguna membeli SDS dalam jangka waktu tiga bulan tersebut, produsen wajib memberi tahu mengenai perubahan data secara tertulis.

7. Bagaimana saya tahu SDS yang saya miliki sudah diperbaharui?

Di beberapa negara seperti Kanada dan Eropa, SDS memiliki tanggal kedaluwarsa. Maka dari itu, setiap SDS harus mencantumkan tanggal revisi terakhir pada bagian 16 − Informasi lainnya. Anda akan mengetahui SDS yang Anda miliki sudah diperbaharui dengan memeriksa tanggal revisi tersebut, dan membandingkannya dengan SDS yang Anda miliki sebelumnya.

 

 

Perlu Anda ketahui, tidak ada regulasi yang menyatakan bahwa produsen harus memberikan SDS yang telah diperbaharui untuk pengguna bahan kimia yang dipesan dari tempat mereka. Namun, alangkah baiknya jika produsen memberitahu mengenai perubahan SDS jika pengguna membeli bahan kimia dalam jangka waktu revisi.

8. Bagaimana penggunaan dan penyimpanan SDS di area kerja?

Pertama, bahasa SDS yang tersedia untuk setiap bahan kimia berbahaya harus mudah dimengerti dan dipahami oleh pekerja. Artinya, penggunaan SDS dalam bahasa Indonesia memang lebih tepat mengingat sebagian besar pengguna bahan kimia di lapangan tidak semua bisa berbahasa Inggris. Meski sebagian besar SDS berbahasa Inggris terutama bahan kimia yang di-import dari negara lain, pemasok dan importir bertanggung jawab menerjemahkan SDS tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Maka sebaiknya perusahaan meminta kepada pihak pemasok untuk menyediakan SDS dalam bahasa Indonesia. Jika tidak mungkin, maka perusahaan sebaiknya menerjemahkan sendiri SDS tersebut sebelum diberikan kepada pekerja di lapangan. Regulasi tentang penggunaan bahasa ini tercantum pada Pasal 10, Permenperin RI No.23/M-IND/PER/4/2013, “Penulisan SDS wajib menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dapat disertai dengan bahasa internasional yang digunakan sebagai bahasa resmi dalam PBB.”

Kedua, setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya harus mendapatkan pelatihan bagaimana menggunakan, membaca, memahami dan menerapkan SDS untuk menghindari adanya kesalahan dalam penanganan bahan kimia.

Ketiga, SDS harus dipasang dengan jelas di lokasi di mana bahan kimia yang bersangkutan disimpan atau digunakan.

Keempat, SDS yang digunakan harus SDS yang terbaru, maka sebaiknya Anda harus menanyakan secara berkala kepada pemasok untuk memastikan tidak ada perubahan dan jika ada perubahan, mintalah SDS revisi terakhirnya.

Kelima, SDS juga harus digunakan saat proses pengiriman. Jangan menyimpan SDS di dalam kemasan bahan kimia yang dikirim, Anda dapat mengirimkannya melalui email, fax atau sistem database berbasis internet.

Keenam, semua dokumen SDS harus didokumentasikan dengan baik. Pilihlah media yang mudah diakses, baik dalam bentuk hard copy atau soft copy.

9. Apa sanksi untuk pekerja yang tidak menerapkan SDS saat menangani bahan kimia di tempat kerja?

Di Amerika, sanksi yang diberlakukan terkait penggunaan SDS di tempat kerja sangatlah ketat. Terhitung tanggal 1 Agustus 2016, OSHA menetapkan denda sebesar $12.471 (167 juta) untuk pelanggaran serius yang melibatkan program komunikasi bahaya, tidak adanya pelatihan yang memadai, dan penggunaan SDS.

Penggunaan SDS yang termasuk pelanggaran serius mencakup perusahaan atau produsen tidak menyediakan SDS, produsen tidak memberikan SDS saat pengiriman, produsen tidak memberikan SDS atas permintaan pengguna, dan perusahaan/pekerja tidak menggunakan SDS saat menangani bahan kimia di tempat kerja.

Bila pelanggaran serius secara sengaja dilakukan, perusahaan harus membayar denda $124.709 (1,7 miliar). Perusahaan mungkin hanya mendapatkan peringatan jika hanya melakukan pelanggaran kecil berdasarkan regulasi OSHA. Sayangnya di Indonesia, belum ditemukan adanya regulasi yang secara rinci menjelaskan tentang sanksi dari pelanggaran serupa di atas.

10. Siapa yang bertanggung jawab terhadap SDS di tempat kerja?

Sumber: Safety Sign Indonesia

Setiap pengusaha atau manajemen K3 di perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan SDS tersedia di area kerja yang mengandung bahan kimia berbahaya dan memastikan SDS yang tersedia merupakan SDS terbaru.

Pengusaha atau manajemen K3 dapat menyimpan SDS dalam sistem komputerisasi jika:

  • Semua pekerja yang terlibat dalam penanganan bahan kimia memiliki akses dan mendapatkan pelatihan tentang cara pengoperasian perangkat
  • Penyimpanan SDS dalam komputer/perangkat harus tertera dalam program keselamatan B3.

Pengusaha juga harus menyediakan SDS dalam versi cetak dan disimpan di lokasi yang mudah diakses di mana bahan kimia bersangkutan disimpan dan digunakan.

***

Intinya, SDS akan memberitahu Anda informasi mengenai bahaya bahan kimia, pengendalian yang harus dilakukan, cara pengelolaan bahan kimia, hingga prosedur yang harus dilakukan jika terjadi kondisi darurat. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan SDS di area kerja dan pekerja juga wajib membaca dan memahami isi SDS sebelum menangani bahan kimia berbahaya di tempat kerja.

Salam safety!

×