Benarkah luka bakar seperti terkena knalpot bisa diobati dengan mengoleskan mentega atau pasta gigi? Bila Anda sering mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, kini saatnya Anda untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Mengapa? Karena pertolongan pertama dengan cara itu hanyalah mitos.
Sumber: prevention.com
Meski dipercaya, nyatanya pertolongan pertama luka bakar tersebut justru bisa membahayakan penderitanya. Lapisan minyak pada mentega hanya akan menutupi kulit dan menghambat kemampuannya melepaskan panas, sehingga bisa menyebabkan cedera yang lebih serius.
Pertolongan pertama pada luka bakar di atas hanya salah satu contoh mitos yang mungkin hingga saat ini masih sering dilakukan sebagian orang. Masih banyak kesalahan pertolongan pertama yang kerap dipercaya kebanyakan orang namun nyatanya bisa membahayakan nyawa. Apa sajakah itu? Seperti dilansir goodhousekeeping.com, berikut 7 kesalahan pertolongan pertama yang justru bisa membahayakan nyawa korban/penderitanya:
Kesalahan #1: Mengatasi luka bakar dengan mengoleskan mentega
Sumber: healthylife.com
Seperti sudah disebutkan pada paragraf sebelumnya, lapisan minyak pada mentega, jelly petroleum, dan salep antibiotik hanya akan memperlambat kemampuan kulit untuk melepaskan panas, sehingga dapat membuat luka bakar bertambah parah.
Saran: Cara terbaik pertolongan pertama pada luka bakar adalah mengalirkan air dingin (baiknya bersuhu 150°C) selama 20 menit untuk mendinginkan luka tersebut. Lalu, biarkan daerah luka bakar tetap kering. Hindari penggunaan salep dan perban. Untuk melindungi luka dari infeksi kuman dan luka sembuh dalam lingkungan yang kering, Anda bisa menutup luka bakar menggunakan plester plastik tipis berpori dan steril.
Kesalahan #2: Mendongakkan kepala ketika mimisan
Sumber: prevention.com
Mendongakkan kepala atau menjepit hidung dengan jari ketika mimisan adalah perbuatan yang keliru. Dengan mendongakkan kepala, darah akan mengalir ke tenggorokan, darah pun bisa tertelan dan mengganggu perut Anda, alhasil Anda pun bisa saja mengalami muntah. Meskipun Anda tidak muntah, darah yang berjalan ke tenggorokan (artinya darah tidak keluar dari hidung), hal ini bukan berarti mimisan Anda sudah berhenti.
Saran: Sebaiknya Anda duduk dengan tubuh agak condong ke depan, pencet hidung dengan jari sekitar 5-10 menit. Kemudian, lepaskan jari dan periksa apakah pendarahan sudah berhenti. Bila mimisan tak kunjung berhenti setelah 10-15 menit, ada baiknya segera periksakan ke dokter atau klinik terdekat.
Kesalahan #3: Menempelkan es langsung pada luka memar atau bengkak
Sumber: webmd.boots.com
Hindari menempelkan es secara langsung pada area yang mengalami memar atau bengkak. Menurut Seitz, asisten profesor program pengobatan darurat di University of Pittsburgh’s School of Rehabilitation Sciences menyatakan, suhu yang sangat dingin dari es bisa membekukan kulit dan menyebabkan cedera yang lebih parah.
Saran: Pastikan es tidak menyentuh area tubuh yang memar atau bengkak secara langsung. Sebaiknya kompres bagian yang memar atau bengkak dengan es yang dibalut handuk tipis. Anda dapat mengompresnya selama 15-20 menit setiap 2-3 jam sehari. Untuk mencegah bengkak yang meluas dan memperparah kondisi cedera, balut area yang bengkak dengan perban elastis. Lepaskan perban sebelum Anda tidur.
Kesalahan #4: Menempelkan handuk hangat pada area yang keseleo
Sumber: gachibowliphysiotherapy.com
Penanganan keseleo harus dilakukan dengan benar untuk mencegah timbulnya nyeri jangka panjang dan ketidakstabilan sendi kambuh di kemudian hari. Sampai saat ini, nyatanya masih banyak orang yang mengaplikasikan handuk hangat atau air hangat untuk mengobati area yang keseleo. Perlu Anda ketahui, bila area yang keseleo terkena paparan hawa panas, hal ini mengakibatkan rasa nyeri hebat dan meningkatkan pembengkakan pada area cedera.
Saran: Hindari area yang cedera dari segala macam paparan hawa panas, misalnya air hangat maupun terkena sinar matahari secara langsung. Pertolongan pertama yang dilakukan sama saja seperti pertolongan pertama pada luka memar atau bengkak.
Hindari mengompresnya dengan air hangat dan aplikasikan es yang dibalut dengan handuk tipis pada area yang keseleo selama 15-20 menit. Lakukan cara ini secara berulang setiap 2-3 jam sekali dalam sehari. Anda dapat melakukannya selama 1-2 hari, tergantung kondisi keseleo yang Anda alami.
Kesalahan #5: Langsung melakukan Heimlich Maneuver saat menangani korban tersedak
Sumber: signosvitales20.com
American Red Cross tidak lagi merekomendasikan teknik Heimlich Maneuver dengan memberikan tekanan ke perut dan dada sebagai langkah pertama untuk menangani korban tersedak.
Saran: Mereka memperbarui panduan pertolongan pertama untuk korban tersedak dengan instruksi “five and five”: melakukan teknik back blow atau tepuk bahu sebelum melakukan Heimlich Maneuver. Posisikan badan Anda di belakang tubuh korban, tepuklah punggung korban dengan keras sebanyak 5 kali. Hentikan jika makanan atau benda yang menyumbat berhasil keluar. Bila cara ini tidak berhasil, barulah Anda melakukan teknik Heimlich Maneuver.
Berdirilah di belakang korban dan lingkarkan tangan Anda pada perut korban, letakkan kepalan tepat di atas pusar korban dan di bawah tulang dada. Tekan perut korban ke arah dalam dan ke atas dan lakukan dorongan perut 5 kali dengan cepat dan kuat.
Kesalahan #6: Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan kencang (tourniquet) beberapa inci di atas luka terbuka
Sumber: prevention.com
Tourniquet adalah alat yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan pada luka terbuka di lengan atau tungkai, bila dikhawatirkan akan membuat penderita/ korban dapat kehabisan darah. Mengikatkan kain dengan kencang beberapa inci di atas luka terbuka hanya akan menghentikan aliran darah, akibatnya bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka.
Saran: Jangan gunakan tourniquet kecuali sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan nyawa dalam kasus pendarahan hebat. untuk menghentikan pendarahan, Anda dapat memberi tekanan pada luka dan membalut luka dengan menggunakan pad untuk perawatan luka dilapisi kain kasa atau kain steril. Segera cari bantuan medis jika pendarahan tidak berhenti atau luka terbuka parah akibat gigitan hewan atau penyebab lainnya.
Kesalahan #7:Memberikan bantuan pernapasan mulut ke mulut untuk korban henti jantung
Sumber: ikuzofirstaid.com
Bantuan pernapasan mulut ke mulut hanya boleh dilakukan oleh mereka yang telah mendapatkan pelatihan khusus, artinya tidak sembarang orang dapat melakukannya. Pada tahun 2008, American Heart Association (AHA) merekomendasikan, apabila seseorang tersebut bukanlah tenaga kesehatan dan belum terlatih, sebaiknya lakukan kompresi dada dengan tangan saja (Hands Only CPR) tanpa pemberian bantuan napas.
Saran: Cukup letakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Rekatkan jari-jari, lalu lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi hal tersebut hingga mencapai 100-120 kali tekanan setiap menit. Hentikan kompresi dada bila pertolongan medis datang atau korban mulai bergerak.
Sudah tahu kan cara pertolongan pertama yang benar, sobat pro safety? Teknik pertolongan pertama di atas dapat Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama jika Anda menemukan korban yang membutuhkan pertolongan pertama di tempat kerja atau mungkin Anda sendiri yang mengalaminya. Selamatkan banyak nyawa dengan teknik tepat pertolongan pertama!
Semoga Bermanfaat, Salam safety!