Sejak tahun 1990, Chemical Safety Board (CSB), Amerika Serikat, telah mengidentifikasi lebih dari 60 korban jiwa akibat ledakan dan kebakaran yang disebabkan oleh pekerjaan panas (hot work) di area tangki. Pekerjaan panas didefinisikan sebagai pekerjaan yang melibatkan pembakaran, pengelasan, atau operasi lain yang berpotensi menimbulkan ledakan dan kebakaran.

7 Poin Penting untuk Mencegah Kematian Pekerja Saat Melakukan Pekerjaan Panas

Sumber: realsafety.org

Pekerjaan panas juga mencakup kegiatan lain yang menggunakan/ menghasilkan api terbuka atau panas seperti memotong, mematri, menyolder, dan menggerinda. Pekerjaan panas memiliki banyak sekali potensi bahaya yang bisa berakibat fatal bagi pekerja, di antaranya:

  • Ledakan dan kebakaran yang berasal dari akumulasi gas mudah terbakar seperti methane atau hydrogen sulfide dan berasal dari tabung gas yang bisa mengakibatkan luka bakar bahkan kematian.
  • Asap saat pengelasan, sinar UV, percikan api, dan kebisingan yang berasal dari aktivitas pekerjaan panas bisa mengakibatkan cedera dan munculnya penyakit.
  • Pada proses gerinda, jari atau tangan pekerja berpotensi terperangkap dalam roda gerinda.

Pekerja yang berisiko terkena potensi bahaya ini tidak hanya terjadi di industri minyak dan gas saja, tetapi juga di sektor lain seperti industri makanan, kertas, dan pengolahan air limbah.

Studi Kasus: Ledakan Partridge-Raleigh Oilfield (3 Tewas, 1 Cedera Serius)

7 Poin Penting untuk Mencegah Kematian Pekerja Saat Melakukan Pekerjaan Panas

Foto pasca ledakan di Partridge-Raleigh Oilfield

Sumber: csb.gov

Pada 5 Juni 2006, empat kontraktor mengelas pipa baru pada salah satu tangki di area produksi minyak di perusahaan Partridge-Raleigh Oilfield, Mississipi. Namun kontraktor tersebut nampaknya tidak menyadari bahwa ia melakukan pengelasan di dekat ventilasi tangki berisi bahan mudah terbakar yang mengandung senyawa hidrokarbon. Akibatnya, percikan api atau efek panas yang berasal dari pengelasan berinteraksi dengan uap hidrokarbon dan menimbulkan ledakan hebat pada tangki tersebut dan menjalar ke tangki lain yang berada di dekatnya.

Lihat videonya berikut ini:

Ledakan fatal ini menewaskan tiga kontraktor dan satu kontraktor  mengalami cedera serius. Setelah perusahaan melakukan investigasi, penyebab kejadian ini ternyata para kontraktor dari Stringer Oilfield Services ini mengabaikan sejumlah prosedur keselamatan pekerjaan panas, di antaranya:

  • Tidak melakukan pemantauan sebelum atau selama pekerjaan panas berlangsung.
  • Tidak memeriksa tangki lain yang di dalamnya terdapat bahan mudah terbakar dan lalai mengosongkan atau mengisolasi tangki berisi minyak mentah sebelum memulai pekerjaan panas.
  • Tidak melakukan uji gas di area kerja.
  • Tidak membuat izin kerja sebelum melaksanakan pekerjaan panas.
  • Kurangnya pelatihan untuk kontraktor mengenai prosedur keselamatan pekerjaan panas.
  • Perusahaan Partridge-Raleigh juga tidak memiliki peraturan mengenai kontraktor yang bekerja di area perusahaan.

Poin Penting

Sebelum atau selama melakukan pekerjaan panas, pekerja harus menganalisis potensi bahaya, memantau atmosfer gas di area kerja, mengukur kandungan dan konsentrasi gas, membuat izin kerja pekerjaan panas, pelatihan pekerja terkait prosedur pekerjaan panas, dan perusahaan wajib memiliki peraturan mengenai kontraktor yang bekerja di areanya.

 

7 Poin Penting untuk Mencegah Kematian Pekerja Saat Melakukan Pekerjaan Panas

7 Poin Penting untuk Mencegah Kematian Pekerja Saat Melakukan Pekerjaan Panas

Sumber: lockouttag.com

  1. Gunakan alternatif – Bila memungkinkan, hindari segala risiko yang berhubungan dengan pekerjaan panas. Namun bila pekerjaan panas tetap harus dilaksanakan, gunakan alternatif metode pekerjaan panas untuk meminimalkan risiko.
  2. Analisis potensi bahaya − Lakukan identifikasi bahaya, analisis dan penilaian risiko, serta pengendalian risiko sebelum melakukan pekerjaan panas.
  3. Melakukan uji gas di area kerja − Lakukan pemantauan atmosfer/ kandungan dan konsentrasi gas berbahaya dan beracun di area kerja menggunakan alat khusus, seperti gas detector.
  4. Mengamankan wilayah kerja − Khusus area kerja yang di dalamnya banyak tersimpan cairan dan gas mudah terbakar, pastikan Anda mengosongkan atau mengisolasi tangki atau pipa serta membersihkan semua peralatan sebelum memulai pekerjaan panas. Ketika Anda hendak melakukan pengelasan pada atau sekitar tangki penyimpanan, lakukan pemantauan pada semua tangki (bukan hanya tangki yang sedang dikerjakan) untuk mengidentifikasi adanya cairan/gas mudah terbakar.
  5. Membuat izin kerja pekerjaan panas − Izin kerja diperlukan untuk mengendalikan potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan panas. Hal ini memudahkan pengawas lapangan untuk mengontrol area di mana ada pekerjaan panas. Izin kerja ini juga harus disertai pre-job hazard assessment/ HIRARC untuk memastikan proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan selamat.
  6. Pelatihan pekerja − Berikan pelatihan kepada pekerja mengenai materi yang berhubungan dengan pekerjaan panas, di antaranya prosedur keselamatan pekerjaan panas, penggunaan gas detector, penggunaan peralatan keselamatan termasuk APD, pemahaman akan potensi bahaya pekerjaan panas dan pengendaliannya.
  7. Pengawasan untuk kontraktor − Dalam hal ini, pengawas lapangan wajib mengawasi kontraktor sebelum dan selama melakukan pekerjaan panas. Informasikan kepada kontraktor mengenai prosedur pekerjaan panas dan potensi bahayanya termasuk material berbahaya apa saja yang ada di area kerja.

Selama investigasi kecelakaan terkait pekerjaan panas, CSB menemukan bahwa mayoritas perusahaan tidak melakukan pengujian gas sebelum atau selama pekerjaan panas berlangsung. Padahal hal ini penting untuk mengetahui apakah area pekerjaan panas sudah aman atau belum, sehingga ledakan atau kebakaran yang dipicu bahan mudah terbakar pun dapat dicegah. Satu hal yang tak kalah penting saat melakukan pekerjaan panas adalah, selalu patuhi rambu-rambu keselamatan pekerjaan panas yang ada di area kerja dan gunakan alat pelindung diri lengkap saat melakukan pekerjaan panas.

Salam safety!

×