Benarkah merokok saat tidak ada orang lain di dalam ruangan tidak membahayakan? Perlu Anda ketahui, meskipun seseorang merokok di dalam ruangan yang tidak terdapat orang, hal tersebut tidak lantas menghilangkan bahaya dari rokok. Mengapa?

Saatnya Anda mengetahui tentang  third-hand smoke, “silent killer” yang bisa jadi ancaman bagi anak-anak dan orang dewasa. Third-hand smoke (THS) adalah zat-zat berbahaya atau residu racun dari asap rokok yang tidak terlihat dan menempel pada barang-barang yang ada di sekitarnya, termasuk rambut dan pakaian Anda.

Ancaman Third-Hand Smoke Bagi Perokok Pasif, Seberapa Besar Bahayanya?

Sumber: hightimes.com

THS sebetulnya sama bahayanya dengan second-hand smoke. Second-hand smoke (SHS) adalah asap yang berasal dari rokok yang dinyalakan dan asap yang dihembuskan oleh perokok. Pada SHS, asap rokok yang terhirup akan membahayakan perokok pasif. Lain halnya dengan THS, residu racun dari second-hand smoke inilah yang membahayakan bila terhirup.

Setelah asap menghilang, residu racun rokok ini tetap menempel pada permukaan barang atau anggota tubuh. Residu racun akan menumpuk melapisi permukaan barang dan anggota tubuh bila terdapat asap rokok dalam kadar berlebih dan jangka waktu yang lama.

Mengapa THS bisa berbahaya?

Pada dasarnya, zat-zat beracun yang terdapat dalam THS sama dengan zat-zat beracun yang terdapat dalam SHS. Artinya, THS juga sama berisikonya dengan SHS bagi perokok pasif. Inilah beberapa alasan mengapa THS bisa sangat berbahaya:

Ancaman Third-Hand Smoke Bagi Perokok Pasif, Seberapa Besar Bahayanya?

Sumber: ecigarettedirect.co.uk

Pertama, bahan kimia yang tersisa dari pembakaran rokok menempel pada benda-benda yang ada di ruangan merokok. Seperti dikutip verywell.com pada 6 Mei 2016, studi menemukan bahwa zat-zat beracun yang terdapat dalam THS, 11 di antaranya bersifat karsinogen (zat penyebab kanker). Beberapa zat beracun yang ditemukan menempel di permukaan adalah nikotin, sianida, arsenik, butana, radioactive polonium-210, dan timah hitam.

Kedua, terjadi proses “off-gassing” pada residu racun yang menempel pada benda-benda di ruangan merokok. Proses ini terjadi ketika zat beracun yang menempel di permukaan benda, seperti nikotin, kembali menguap dan dilepaskan di udara sebagai gas yang juga beracun. Melalui proses ini, residu tembakau yang menempel di permukaan benda bisa menyebarkan racun yang lama setelah perokok meninggalkan ruangan tersebut.

Ketiga, THS yang menempel di permukaan benda atau terdapat di suatu ruangan bercampur dengan bahan kimia lain di area tersebut. Ada dua contoh interaksi yang telah didokumentasikan, meliputi:

  • Ketika THS berinteraksi dengan nitrogen oksida (misalnya gas dapur atau asap knalpot mobil) di udara, maka akan menyebabkan pembentukan karsinogen atau biasa dikenal dengan nitrosamine.
  • Ketika volatile organic compounds (VOCs) dalam THS berinteraksi dengan ozon di udara, maka akan membentuk senyawa kimia formaldehide atau formalin (zat kimia gas yang tidak berwarna, bisa menyebabkan kanker).

Bagaimana seseorang dapat terkena paparan THS?

Paparan THS dapat membahayakan bila seseorang menghirupnya, menelan (melalui makanan atau memasukkan jari yang terpapar ke dalam mulut seperti yang dilakukan bayi), atau penyerapan melalui kulit.

 Apa risiko kesehatan yang ditimbulkan THS bagi anak dan orang dewasa?

Mengenai risiko kesehatan yang diakibatkan THS, memang belum ada penelitian yang akurat untuk mengukurnya. Meski begitu, Surgeon General, Amerika Serikat menyatakan, kalaupun tidak ada ambang batas aman dalam menghirup atau terpapar asap rokok (SHS), menghirup SHS pada kadar berapapun tetap harus dihindari. Begitu pula bila terpapar THS seharusnya bisa dihindari juga.

Ancaman Third-Hand Smoke Bagi Perokok Pasif, Seberapa Besar Bahayanya?

Sumber: healthychildren.org

Tidak seperti asap rokok, risiko THS benar-benar bisa meningkat dari waktu ke waktu, karena lebih banyak racun yang diendapkan pada permukaan benda-benda dalam rumah atau mobil.

Para peneliti di Amerika Serikat baru saja mengevaluasi kemungkinan bahaya dari THS, di antaranya:

  1. Mengganggu penyembuhan luka atau menghambat elastisitas jaringan kulit yang terluka.
  2. Studi percobaan yang dilakukan pada tikus putih, menemukan bahwa THS menyebabkan perubahan molekul pada sel yang menyebabkan resistensi insulin (penyebab diabetes).
  3. Terdapat bukti bahwa THS dapat meningkatkan risiko kanker. Nitrosamine − zat beracun yang ditemukan pada THS − dalam kadar di atas batas yang direkomendasikan Environmental Protection Agency for Children usia 1-6 tahun telah ditemukan di 77 persen rumah yang di dalamnya terdapat perokok aktif. Perlu Anda catat, risiko ini hanya terjadi dengan perbandingan 1 kasus kanker untuk 1.000 orang. Bagaimanapun, penelitian ini masih harus diuji lebih lanjut keabsahannya, karena zat beracun lain dalam THS belum diuji dengan cara ini.
  4. THS dapat mengakibatkan perubahan biologis dalam sel yang mempengaruhi fibrosis, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa hal tersebut mungkin menyebabkan risiko Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dan asma.
  5. Risiko dari paparan THS bagi anak 20 kali lebih berat dibandingkan orang dewasa. Dikarenakan, bayi dan anak-anak lebih sering memasukkan tangan mereka ke mulut, mengambil, dan memakan benda-benda yang terkontaminasi THS. Maka timbul kekhawatiran, bila anak mengalami kontak dengan THS terlalu lama, ia cenderung berisiko mengalami gangguan neurologis lebih serius.

*Daerah dengan tingkat kelembaban rendah kemungkinan akan membawa risiko lebih besar terkena paparan THS.

Bagaimana cara menghindari THS?

Cara terbaik untuk menghindari THS adalah dengan menciptakan lingkungan 100% bebas asap rokok. Sayangnya di Indonesia, kesadaran akan hal tersebut masih sangat minim. Data World Health Organization (WHO) mencatat, regulasi mengenai kawasan bebas asap rokok di area publik di Indonesia masih relatif sedikit dibandingkan negara ASEAN lain. Terlihat dari data sebagai berikut:

Ancaman Third-Hand Smoke Bagi Perokok Pasif, Seberapa Besar Bahayanya?

Data WHO mengenai regulasi tentang kawasan bebas asap rokok di ASEAN

Sumber: who.int

Tidak seperti asap rokok yang terlihat jelas dan akan terbawa angin bila ventilasi dibuka, membuka ventilasi ruangan tidak dapat mencegah penyebaran kontaminasi THS. Penelitian menyebutkan bahwa pada rumah yang sudah kosong selama 2 bulan pun, masih terdapat residu THS yang ditinggalkan oleh perokok sebelumnya. Berikut tips menghindari paparan negatif THS yang bisa Anda lakukan:

  1. Jika Anda perokok aktif, pastikan mencuci tubuh (mandi dan keramas) dan ganti seluruh pakaian sebelum berinteraksi dengan keluarga Anda, terutama sebelum menggendong anak kecil.
  2. Bersihkan rumah dan kendaraan yang sudah terlanjur terpapar residu THS dengan seksama (bila memungkinkan bisa menggunakan cuka).
  3. Bila Anda memilih memperbolehkan seseorang merokok, pastikan Anda meminta ia untuk merokok di luar ruangan. Paling tidak berjarak 15 kaki dari pintu dan jendela, jadi asapnya tidak terbawa masuk ke dalam rumah.
  4. Hal terbaik untuk menghindari paparan THS adalah menjaga agar rumah dan mobil bebas dari asap rokok serta senantiasa mengajak perokok aktif untuk berhenti merokok.

Meskipun penelitian mengenai dampak third-hand smoke terhadap kesehatan masih harus dilakukan lebih lanjut, THS ini seharusnya bisa berimplikasi besar kepada perokok aktif, terutama jika ia tinggal bersama anak-anak. Pasalnya, efek kumulatif THS sangat signifikan, di mana materialnya akan semakin beracun dari waktu ke waktu. Karena itu, Anda tetap harus mewaspadai dampak negatif dari THS ini.

Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016!

“Rokok Membunuhmu” bukan sekadar slogan, karena bahayanya bisa mematikan!

Semoga Bermanfaat. Salam safety!

×