Seperti hal sarana kesehatan lainnya, apotek juga sangat sarat dengan potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya perlindungan bagi pekerja yang bertujuan untuk mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Upaya K3 ini perlu diterapkan di semua tempat kerja, termasuk tempat kerja yang memiliki risiko kesehatan dan mudah terjangkit penyakit. Sarana kesehatan, salah satunya apotek, mengandung berbagai potensi bahaya, seperti kebakaran, bahaya ergonomi, fisika, kimia, dan psikososial.
Menurut Permenkes No.35 tahun 2014, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan peracikan dan penjualan obat-obatan untuk berbagai macam jenis penyakit.
Variasi, ukuran, tipe, dan kelengkapan apotek menentukan keselamatan dan kesehatan kerja. Seiring dengan kemajuan teknologi farmasi, maka risiko yang dihadapi petugas apotek juga semakin meningkat. Karena itu, apotek harus dikelola dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
Baca juga artikel ini:
- Sulit Tidur Selama Pandemi? Atasi Coronasomnia dengan Cara Ini!
- Pentingnya Penerapan K3 di Rumah Sakit, Bagaimana Standar Pelaksanaannya?
Mengenal Potensi Bahaya di Apotek dan Langkah Pengendaliannya
Terdapat banyak potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau PAK bagi apoteker dan petugas apotek lainnya. Di apotek, kecelakaan kerja atau PAK bisa diakibatkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan, misalnya saat peracikan, penyerahan, maupun penyimpanan obat.
Lantas, apa saja potensi bahaya di apotek dan bagaimana cara pengendaliannya?
1. Kebakaran
Upaya penanggulangan:
- Jangan panik
- Matikan listrik, amankan semua gas
- Bila terjadi kebakaran kecil, panel listrik yang menuju ke lokasi kebakaran dimatikan.
- Bila terjadi kebakaran besar, aliran listrik di seluruh gedung
- Selamatkan dahulu seluruh orang yang berada di gedung.
- Jika memungkinkan, segera padamkan api dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Ikuti langkah-langkah penggunaan APAR berikut:
- Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari api.
- Tutup pintu gudang tahan api.
- Kosongkan koridor & jalan penghubung dan atur agar jalan-jalan menuju pintu keluar bebas hambatan.
- Bukalah pintu darurat (jika apotek berada di gedung bertingkat).
- Bila memungkinkan selamatkan arsip-arsip penting.
- Siapkan kebutuhan obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan darurat.
- Jika api membesar, segera hubungi tim pemadam kebakaran daerah setempat.
2. Menghirup atau kontak kulit dengan bahan kimia
Upaya pengendalian:
- Gunakan APD yang tepat sesuai jenis bahan kimia yang ditangani, seperti goggles/kacamata safety, sarung tangan tahan zat kimia, apron/jas lab, masker, tutup kepala, dan APD lainnya.
- Pastikan semua bahan kimia diberi label yang memadai dan disimpan dalam wadah yang sesuai.
- Kenali karakteristik bahan kimia dari labelnya.
- Gunakan MSDS (Material Safety Data Sheet) sebagai acuan ketika menangani bahan kimia.
- Pastikan Anda memahami prosedur darurat, termasuk evakuasi, penanganan tumpahan dan keracunan, penanggulangan kebakaran, letak peralatan darurat, dan pertolongan pertama.
- Simpan semua bahan kimia dengan benar dan aman, selalu jaga kebersihan area kerja.
- Jangan buang sisa bahan kimia sembarangan.
- Jangan makan/minum ketika memegang bahan kimia.
- Selalu cuci tangan sebelum dan setelah menangani bahan kimia.
3. Mengangkat beban yang mengakibatkan cedera pinggang
Upaya pengendalian:
- Minta bantuan untuk mengangkat setiap benda yang sulit diangkat.
- Pastikan rute dan area penyimpanan tidak terganggu, dan bebas dari bahaya terpeleset/ tersandung.
- Periksa benda yang mungkin memiliki ujung tajam, ujung paku, atau bahaya lain yang mungkin mengakibatkan kecelakaan.
- Terapkan prinsip-prinsip dasar pengangkatan:
- Gunakan otot-otot lutut bukan otot-otot punggung.
- Pastikan Anda telah membuat pijakan yang kuat.
- Membungkuk pada lutut dan mendekati benda tersebut.
- Pertahankan punggung Anda lurus dan melengkung sedikit pada pinggang.
- Buat genggaman yang kuat dan seimbang.
- Angkat perlahan-lahan dengan meluruskan lutut dan mempertahankan punggung lurus, tidak melengkung.
- Jangan memutar badan Anda ketika sedang di bawah tekanan. Geser kaki Anda dan putar seluruh tubuh Anda.
- Bila mungkin, jangan membawa beban naik atau turun tangga sendiri.
4. Ergonomi komputer
Upaya pengendalian:
- Kursi dengan penyangga punggung dan dudukan bisa diatur
- Posisi layar monitor minimal sejajar atau sedikit di bawah garis penglihatan mata (eye level)
- Gunakan filter anti-glare atau geser leher monitor dari cahaya atas
- Jarak tempat duduk minimal satu lengan dari monitor
- Atur tinggi tempat duduk agar paha Anda paralel dengan lantai. Telapak kaki bertumpu pada lantai atau footrest.
- Selalu letakkan dokumen di depan Anda (sejajar dengan monitor) dan beri penerangan yang cukup.
- Saat menggunakan keyboard, mouse/input device, jaga lengan bawah Anda paralel dengan lantai dan sudut siku pada 90° atau 110°.
- Jaga pergelangan Anda datar dan lurus, bahu relaks.
- Lengan dan siku relaks, dekat dengan tubuh.
- Usahakan CPU jangan sampai menghalangi keleluasaan posisi kaki.
- Istirahatkan mata dengan aturan 20/20/20. Setiap 20 menit gunakan 20 detik untuk melihat jarak 20 kaki. Sering-seringlah mengubah postur. Bangkit dan bergeraklah!
5. Stres akibat kerja
Upaya pengendalian:
- Berikan edukasi tentang stres akibat kerja pada karyawan
- Cek kondisi karyawan secara berkala dengan konseling
- Ubah cara manajer atau supervisor dalam mengelola dan memimpin karyawan
- Rancang ulang pekerjaan (job redesign)
- Pertimbangkan pembagian kerja yang lebih adil
- Berikan apresiasi atas pencapaian karyawan.
Salam safety!
Mau Poster Cara Penggunaan APAR dan Ergonomi Gratis? Yuk, download safety posternya di sini