Dengan pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar, Anda dapat membantu menekan dampak negatif sampah terhadap lingkungan.
Menghadapi masalah sampah rumah tangga memang tidak ada habisnya. Selain karena setiap hari kita memproduksinya, kita juga selalu dibuat kebingungan bahkan kewalahan dalam pengelolaannya.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), pada tahun 2021, penyumbang sampah terbanyak berasal dari aktivitas rumah tangga, persentasenya mencapai 40,9%. Kemudian barulah disusul oleh perniagaan yang persentasenya menunjukkan angka 18,02%.
Data tersebut menunjukkan bahwa sampah rumah tangga penghasil sumber sampah terbesar butuh pengelolaan yang tepat. Namun masih banyak dari kita yang berpikir, menangani sampah di rumah adalah dengan mengumpulkan tanpa memilah, angkut, dan buang.
Cara ini saja sudah keliru, ditambah lagi dengan proses akhirnya membakar. Kebiasaan mengelola sampah dengan cara membakar sebenarnya bukan solusi yang tepat. Membakar sampah di alam bebas menimbulkan asap yang dapat mencemari udara sehingga bisa mengganggu kesehatan dan lingkungan. Lantas, bagaimana cara mengelola sampah di rumah yang benar?
Baca juga:
Mengenal Sampah Rumah Tangga dan Jenis-jenisnya
Mengelola Sampah di Rumah dengan 6R
6R merupakan rethink (memikirkan kembali), refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), rot (mengompos), dan recycle (mendaur ulang).
Mengelola sampah rumah tangga yang benar dapat membantu menanggulangi masalah sampah. Tujuan pengelolaan sampah yang benar adalah untuk membuat sampah punya nilai ekonomi atau mengubahkan menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan.
Anda bisa membantu menanggulangi permasalahan sampah secara mandiri di rumah. Tidak memerlukan hal-hal yang rumit untuk pengelolaan sampah rumah tangga ini. Berikut beberapa langkah mengelola sampah di rumah dengan 6R.
RETHINK
Selain boros, membeli barang baru tanpa pertimbangan juga akan berdampak pada lingkungan. Maka penting bagi kita untuk kembali bertanya dan berpikir terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu.
Sebuah teori “Buyerarchy of Needs” yang dikembangkan Sarah Lazarovic menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan sebelum membeli barang baru:
- Menggunakan barang yang kita punya
- Meminjam barang ke teman/saudara terdekat jika hanya dibutuhkan sesekali
- Bertukar barang ke teman/saudara atau bisa juga mengikuti event yang menyelenggarakan konsep barter
- Thrift atau preloved, membeli barang-barang second hand
- Jika memungkinkan, membuat barang yang kita butuhkan, seperti menjahit baju sendiri atau berkreasi dengan barang-barang lain.
- Jika opsi di atas tidak bisa dilakukan, maka membeli barang bisa dijadikan pilihan terakhir. Belilah barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan.
REFUSE
Saat kita mengunjungi sebuah resto atau berbelanja, kita bisa menjelaskan secara perlahan kepada pelayan resto kalau kita tidak memerlukan sedotan plastik sekali pakai atau berusaha untuk membawa kantong belanja guna-ulang.
Selalu ingat, saat kita mengatakan iya atau menerima suatu barang secara cuma-cuma artinya kita mendukung dan menyuruh industri untuk terus memproduksi.
Saat menolak penggunaan sedotan atau kantong plastik sekali pakai, gunakan bahasa yang baik dan selalu tersenyum.
REDUCE
Mulai biasakan diri untuk mengurangi pemakaian barang atau material sekali pakai. Misalnya dari hal yang paling sederhana, yakni berhenti membeli air mineral dalam botol plastik dan ganti dengan menggunakan botol minum yang bisa digunakan berkali-kali.
Semakin sedikit barang atau material yang kita gunakan, maka semakin sedikit pula sampah yang dihasilkan. Dilansir Zero Waste Starter Handbook, berikut tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Reduce:
- Membawa tempat makan/minum sendiri
- Berhenti memakai dan membeli produk sekali pakai yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain
- Gunakan baterai yang dapat diisi kembali
- Kurangi mengonsumsi makanan kaleng/instan, mulailah mengonsumsi makanan segar
- Beli barang dengan kemasan ukuran besar ketimbang sachet dan kemasan yang dapat didaur ulang (kertas, daun, dll.)
- Berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
- Memperbaiki baju/tas/sepatu yang rusak.
REUSE
Sering kali barang yang kita miliki hanya berakhir di tempat sampah. Mulailah untuk memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang sekiranya masih bisa digunakan. Seperti pemanfaatan kaleng bekas menjadi tempat penyimpanan.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Reuse:
- Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
- Kurangi penggunaan barang/material sekali pakai
- Manfaatkan kaleng/baskom besar untuk pot bunga/tempat sampah
- Manfaatkan potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, dll.
- Sumbangkan buku cerita bekas ke perpustakaan
- Gunakan kembali kemasan plastik tebal isi ulang sebagai tas.
ROT
Berdasarkan data dari World Bank, diperkirakan jumlah sampah akan terus meningkat hingga 70% di tahun 2050 apabila tidak ada penanganan yang tepat untuk meminimalkan sampah. Sesuai data KemenLHK, jenis sampah di TPA didominasi oleh sisa-sisa makanan sebanyak 39,82%.
Bila hal ini terus terjadi dan tidak dikelola dengan bijak, tumpukan sisa-sisa makanan yang merupakan sampah organik bercampur dengan sampah lainnya akan menghasilkan bau tak sedap dan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengomposan. Kompos adalah hasil penguraian segala sampah organik yang kita hasilkan. Ketika diuraikan dengan baik, kompos akan berfungsi untuk menyuburkan tanah. Selain kompos, kita juga dapat membuat lubang biopori dan memaksimalkan dengan kreatif sampah organik yang kita hasilkan.
RECYCLE
Recycle atau daur ulang merupakan pilihan terakhir jika kita sudah berupaya untuk melakukan pencegahan. Mendaur ulang sampah ini kita dapat melakukannya sendiri atau membawanya ke bank sampah.
Mendaur ulang sampah dapat mencegah emisi gas rumah kaca dan polutan air, serta menghemat energi. Alangkah baiknya jika sebelum membuang sesuatu, pikirkan apakah semua atau sebagian darinya dapat didaur ulang.
Berikut bahan-bahan yang dapat didaur ulang:
- Limbah kertas dan karton
- Plastik
- Logam
- Barang elektronik
- Kaca
- Kayu
Mengelola sampah di rumah dengan 6R tak hanya membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat, tetapi bermanfaat untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat.