Near miss yang terjadi hari ini berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja di kemudian hari. Maka, pelaporan near miss sangat penting untuk mencegah itu.
“Hampir saja tertabrak”, ucap seorang pekerja.
Seorang pekerja yang sedang asyik bermain handphone sambil berjalan nyaris tertabrak oleh forklift yang sedang mundur. Hal ini dikarenakan operator forklift juga tidak melihat kaca spion saat akan mundur. Untuk menghindari tabrakan tersebut, operator forklift langsung menginjak rem dengan kuat.
Ketika Anda pernah mengucapkan kata “hampir saja” atau “untung saja” itu artinya near miss telah berhadapan dengan Anda. Jadi apa itu near miss? Menurut National Safety Council (NSC), near miss (hampir celaka atau nyaris celaka) adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan, tidak mengakibatkan cedera, penyakit, atau kerusakan properti tetapi memiliki potensi untuk mengakibatkan kerugian-kerugian tersebut.
Sementara McKinnon dalam bukunya yang berjudul Safety Management Near miss Identification, Recognition, and Investigation, mendefinisikan near miss sebagai berikut:
- Sebuah kejadian yang tidak diinginkan, dalam keadaan yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia, kerusakan properti, atau gangguan bisnis atau kombinasi dari ketiganya.
- Kecelakaan tanpa cedera atau kerusakan.
- Sebuah peristiwa yang hampir mengakibatkan cedera atau kerusakan.
Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada tiga faktor penyebab terjadinya near miss di tempat kerja, yakni tindakan tidak aman (unsafe act), kondisi tidak aman (unsafe condition), dan terburu-buru atau nekat melakukan short cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhatikan aspek keselamatan.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa unsafe act, unsafe condition, dan near miss harus dicegah agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang mampu mengakibatkan sejumlah kerugian. Melaporkan dan memperbaiki akar penyebab kejadian near miss dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan terjadinya cedera dan kecelakaan kerja.
Namun tidak sedikit pekerja yang mengabaikan near miss dan menganggap itu bukan suatu hal yang penting, sehingga near miss sering kali tidak dilaporkan. Beberapa perusahaan juga mungkin tidak memiliki budaya pelaporan di mana para pekerjanya didorong untuk melaporkan kejadian near miss.
Masalahnya adalah soal pola pikir terhadap keselamatan. Kejadian baru dianggap sebagai kecelakaan kalau sudah ada yang cedera parah atau kehilangan nyawa. Kecelakaan ringan bahkan near miss dianggap bukan kecelakaan. Karena itu, dibiarkan, tidak diambil tindakan agar tidak terulang.
Padahal near miss dapat dikatakan sebagai pengingat kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Membiarkan near miss tidak dilaporkan dan dikendalikan memberikan kesempatan bagi kecelakaan serius terjadi.
Baca juga artikel ini:
- Notifiable Incident: Apa yang Harus Dilakukan dan Siapa yang Bertanggung Jawab Melaporkan?
- SAFETY STORY: Pentingnya Melaporkan Near miss
Mengapa Melaporkan Near Miss Sangat Penting?
Meski near miss tidak mengakibatkan kerugian, namun tetap harus dilaporkan. Pelaporan near miss dapat membantu mencegah terjadinya insiden di kemudian hari dan perusahaan perlu membuat proses pelaporan near miss semudah mungkin dan dapat dipahami.
Pada kenyataannya setiap kerugian atau kecelakaan kerja berulang kali terjadi dipicu oleh kejadian near miss. Maka dengan mengenali dan melaporkan kejadian near miss secara signifikan dapat meningkatkan keselamatan pekerja dan meningkatkan budaya keselamatan.
Selain itu, pelaporan near miss juga dapat membantu mengidentifikasi kelemahan prosedur operasional, seperti prosedur dalam melakukan pekerjaan yang mungkin jarang terjadi, tetapi berpotensi menimbulkan konsekuensi tinggi.
Pelaporan near miss merupakan kritik untuk mencegah kecelakaan kerja karena pelaporan near miss memberikan informasi tentang faktor penyebab dan akar penyebab dari kecelakaan kerja.
Apa Hubungan Near Miss dengan Kecelakaan Kerja?
Anda tidak dapat terbebas dari kecelakaan sampai Anda terbebas dari kejadian near miss.
Menurut Frank E. Bird dalam bukunya yang berjudul Practical Loss Control Leadership, kecelakaan tidak langsung terjadi tanpa ada kejadian sebelumnya yang memicu kecelakaan. Kecelakaan pada prinsipnya memiliki pola di mana semua jenis kecelakaan diawali dari near miss.
Pada setiap cedera serius dari kecelakaan kerja terdapat beberapa cedera ringan, banyaknya kejadian kerusakan properti dan banyaknya kejadian near miss dengan rasio 1:10:30:600. Terdapat sebanyak 600 near miss di permukaan, 30 kerusakan properti, dan 10 cedera ringan untuk setiap satu cedera serius.
Pada tahun 2003, ConocoPhilips marine juga melakukan studi serupa yang menganalisis perilaku yang berisiko (at-risk behaviors), near miss, kecelakaan yang mengakibatkan cedera ringan, dan kecelakaan yang mengakibatkan cedera serius bahkan kematian. Studi ini menemukan bahwa untuk setiap kematian tunggal setidaknya berasal dari 300.000 perilaku yang berisiko.
Bila melihat hasil studi di atas, Anda tidak dapat menyepelekan near miss karena Anda tidak pernah tahu di antara near miss mana yang bisa mengakibatkan Anda atau orang lain celaka. Studi kecelakaan menunjukkan bahwa near miss lebih sering terjadi daripada kecelakaan dan sering menjadi petunjuk awal kecelakaan.
Dalam banyak kasus kecelakaan, kejadian near miss dengan proses yang sama terjadi berkali-kali sebelum kecelakaan sebenarnya terjadi. Dengan kata lain, penyebab dari near miss dan kecelakaan itu sama, yang membedakan hanyalah faktor keberuntungan.
Membuat Sistem Pelaporan Near Miss
Kegiatan keselamatan banyak yang bersifat reaktif dan tidak proaktif, beberapa organisasi menunggu kerugian terjadi sebelum mengambil langkah-langkah pencegahan.
Kejadian near miss sering menjadi pemicu untuk menimbulkan kerugian namun sering kali pula diabaikan karena tidak terdapat cedera atau kerusakan yang terjadi. Padahal sebagian besar kerugian serius berulang kali terjadi didahului oleh kejadian near miss.
Melaporkan near miss dapat secara signifikan mencegah terjadinya kecelakaan kerja di masa mendatang dan meningkatkan keselamatan pekerja. Melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan seperti near miss merupakan aspek yang paling penting dari setiap program keselamatan.
Semakin banyak near miss yang dilaporkan maka semakin banyak kesempatan untuk menyelidiki, mengidentifikasi, dan memperbaiki akar penyebab sebelum kerugian serius terjadi. Lalu, bagaimana membuat sistem pelaporan near miss di tempat kerja?
1. Buat kebijakan dan prosedur pelaporan near miss yang jelas
Tetapkan kebijakan dan serangkaian prosedur pelaporan yang jelas dan mudah dipahami oleh semua pekerja. Kebijakan dan prosedur ini tentu harus didukung oleh pemimpin keselamatan di perusahaan Anda.
Kebijakan yang dibuat harus berisi tentang bagaimana komitmen perusahaan yang berkaitan dengan pelaporan near miss. Sementara prosedur yang dibuat harus mencakup langkah-langkah pelaksanaan pelaporan near miss. Kebijakan dan prosedur pelaporan yang sudah dibuat harus dikomunikasikan kepada setiap orang di lingkungan perusahaan.
2. Edukasi pekerja, manajer, & supervisor tentang near miss
Bangun budaya pelaporan near miss di tempat kerja. Pelaporan near miss dapat mencapai kesuksesan jika dipimpin, didukung, dan berdasarkan inisiatif dari manajemen. Dukung budaya pelaporan near miss salah satunya dengan memberikan edukasi kepada pekerja, manajer, dan supervisor tentang mengapa pelaporan near miss itu penting beserta prosedur pelaporannya.
3. Dukung pekerja untuk melaporkan near miss tanpa ada rasa khawatir
Libatkan pekerja untuk melaporkan kejadian near miss sebagai bagian dari pekerjaannya dalam mencegah terjadinya kecelakaan di masa mendatang atau untuk melatih dirinya. Pastikan perusahaan melindungi hak-hak pekerja yang berpartisipasi dalam pelaporan near miss.
Dengan begitu, pekerja bisa melaporkan near miss tanpa ada rasa khawatir atau takut dan jika perlu, identitas pekerja yang melaporkan tidak perlu disebutkan dalam laporan atau anonim.
4. Lakukan investigasi untuk setiap laporan near miss
Selidiki setiap laporan near miss secara menyeluruh dan lengkap mencakup: Apa? Kapan? Di mana? Mengapa? dan Bagaimana? Pastikan Anda mengidentifikasi dan memahami akar penyebab yang mengakibatkan terjadinya near miss.
5. Buat dan dokumentasikan laporan near miss secara tertulis
Form pelaporan dan pencatatan sebaiknya sederhana, mudah dibawa, dan selalu tersedia. Lembar pelaporan dalam jumlah yang banyak akan menyulitkan pelapor dalam mengisi form. Menurut McKinnon, form pelaporan near miss mencakup:
- Nama (bisa anonim)
- Tanggal
- Lokasi
- Tingkat keparahan near miss (rendah, medium, tinggi, sangat tinggi)
- Tingkat kemungkinan near miss terulang (rendah, medium, tinggi, sangat tinggi)
- Bagaimana near miss bisa terjadi
- Tindakan perbaikan atau pengendalian.
Hasil pelaporan near miss yang berisi data dan informasi ini diperlukan untuk mengukur peningkatan dan keefektifan program K3.
6. Identifikasi akar penyebab dan tentukan tindakan perbaikan
Lakukan identifikasi dan penilaian near miss di tempat kerja, memeriksa tempat terjadinya near miss dan meninjau informasi yang tersedia terkait near miss yang dilaporkan. Setelah mengetahui akar penyebabnya, tetapkan dan laksanakan rencana untuk memprioritaskan dan mengendalikan near miss yang terjadi di tempat kerja.
Jika near miss terjadi karena kondisi tidak aman, sebaiknya jangan lanjutkan pekerjaan hingga masalah telah diperbaiki dan supervisor sudah memperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaan. Sementara, jika near miss terjadi karena tindakan tidak aman, setiap pekerja yang terlibat harus diberitahu tentang tindakan pengendaliannya sebelum kembali melanjutkan pekerjaan.
Tentukan tindakan perbaikan atau pengendalian berdasarkan akar penyebab yang telah diidentifikasi. Gunakan hasil investigasi untuk meningkatkan keselamatan kerja, pengendalian bahaya, dan pengurangan risiko.
7. Informasikan kepada pekerja bahwa near miss telah ditindaklanjuti
Beritahu pekerja yang melaporkan bahwa near miss telah dicatat dan tindakan pengendalian telah dilakukan untuk menghindari near miss serupa terulang kembali. Berilah penghargaan kepada pekerja yang telah berpartisipasi melaporkan near miss.
Dengan melakukan pelaporan near miss maka keuntungan yang akan perusahaan dapatkan adalah:
- Menurunkan kemungkinan kejadian kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerusakan properti
- Data dapat digunakan untuk statistik dan analisis, mengetahui tren keselamatan kerja, penelitian K3 di masa depan, dan pengukuran kinerja K3
- Meningkatkan partisipasi pekerja untuk ikut serta dalam melaporkan kondisi bahaya dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja di kemudian hari
- Meningkatkan keselamatan pekerja dan meningkatkan budaya keselamatan di perusahaan.
Poin Penting!
- Insiden yang terjadi di tempat kerja dapat mengakibatkan cedera serius atau kerusakan properti.
- Sistem pelaporan near miss dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan kerja di kemudian hari.
- Salah satu masalah terbesar yang harus dihadapi perusahaan dalam menerapkan pelaporan near miss adalah ketakutan atau kekhawatiran pekerja untuk disalahkan atau mendapat hukuman karena melaporkan near miss.
- Perusahaan perlu membuat prosedur pelaporan near miss sesederhana dan semudah mungkin.
Salam Safety!