Sesuai fatwa MUI, vaksinasi Covid-19 saat Ramadan memang tidak membatalkan puasa, namun Anda tetap perlu melakukan kiat-kiat aman agar tubuh tetap sehat dan bugar hingga berbuka.
Sobat Pro Safety, program vaksinasi Covid-19 masih akan bergulir selama beberapa bulan ke depan. Sebab, masih banyak sasaran penerima vaksin yang belum divaksinasi. Vaksinasi Covid-19 ditargetkan mulai diberikan kepada masyarakat pada bulan April ini, diawali dengan tenaga kesehatan (nakes) kemudian masyarakat umum.
Hal menarik, jika melihat rencana pemberian vaksin Covid-19 pada bulan April, tentu hal ini dilaksanakan bersamaan dengan bulan Ramadan atau bulan puasa. Nah, di antara Anda mungkin ada yang bertanya, apakah aman divaksin saat puasa? Bagaimana dengan efek yang ditimbulkan setelah divaksin seperti rasa lapar atau kantuk? Simak penjelasan berikut ya, Sob.
Baca juga: Cegah Penularan Virus, Ini 4 Media Edukasi Covid-19 yang Wajib Ada di Perusahaan
Amankah Vaksinasi Saat Puasa?
Saat ini, program vaksinasi Covid-19 dilaksanakan berbarengan dengan bulan suci Ramadan, di mana berpuasa di bulan ini menjadi kewajiban bagi yang menjalankan. Lantas, amankah melakukan vaksinasi sembari berpuasa? Bagaimana jika kita merasa lapar, kantuk, atau efek samping lainnya setelah disuntik vaksin Covid-19?
Pertama, ada hal penting yang perlu Anda ketahui, yakni vaksinasi tidak membatalkan puasa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Fatwa Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa menyatakan bahwa vaksinasi dibolehkan selama puasa Ramadan karena proses injeksi tidak dilakukan melalui lubang yang terdapat pada tubuh manusia, seperti hidung, mulut, telinga, tetapi melalui lengan sehingga diperbolehkan.
Selanjutnya terkait keamanan dan kenyamanan pemberian vaksin saat puasa, dilansir kompas.com, berpuasa dan mendapat suntikan vaksin Covid-19 tidak akan menyebabkan efek samping buruk dan tidak akan berpengaruh pada kondisi tubuh. Yang terpenting adalah kesiapan fisik dan batin.
Lalu, bagaimana jika muncul rasa lapar setelah vaksin sehingga memberikan rasa tidak nyaman? Dilansir tempo.co, pengalaman penerima vaksin, mereka merasakan efek lapar setelah disuntik. Hal itu terjadi secara alamiah.
Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, menyatakan, efek lapar dari vaksin tidak dialami semua orang. Beberapa merasakan kantuk setelahnya. Namun, ia tetap menyarankan saat puasa sebaiknya berbuka terlebih dulu agar lebih aman.
Khusus bulan Ramadan pemberian vaksin rencananya mengubah waktu penyuntikan, yakni setelah berbuka puasa. Pihaknya merencanakan untuk menambah jam pelaksanaan vaksinasi pada waktu di atas jam kerja, sebelum Magrib sehingga tidak batal karena efek lapar yang ditimbulkan. Pelaksanaan vaksinasi pada malam hari tersebut bisa dijalankan melalui pos-pos vaksinasi, seperti pos vaksinasi di masjid ataupun di tempat-tempat ibadah.
Hal serupa juga disampaikan Profesor Hindra Irawan, Ketua Komnas KIPI dan anggota ITAGI, dilansir cnnindonesia.com, sebetulnya tidak ada hubungannya tentang vaksinasi dilakukan saat puasa, hal ini aman-aman saja dilakukan. Akan tetapi, beliau menyarankan ada baiknya vaksinasi dilakukan tidak jauh dari jam sahur atau berbuka.
Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman di perut atau perut tidak dalam kondisi benar-benar kosong. Karena makanan bertahan di perut selama sekitar 3 jam, vaksinasi bisa dilakukan pada pukul 07.00-08.00 pagi atau setelah/menjelang berbuka. Dan, yang paling penting adalah tetap menjalankan protokol kesehatan saat vaksinasi.
Baca juga: Mengintip Panduan Pencegahan Covid-19 Sektor Konstruksi Sesuai Regulasi
Begini Tips Aman Sebelum, Selama, dan Setelah Divaksin Saat Puasa Ramadan
Umat Muslim yang tengah berpuasa dan masuk dalam daftar sebagai penerima, akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Sebelumnya, MUI dalam fatwanya telah menegaskan, vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa. Satu hal yang banyak ditanyakan oleh masyarakat tersebut sudah terjawab.
Akan tetapi, masih ada pertanyaan lain, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan vaksin Covid-19 dalam keadaan puasa?
Sebelum divaksin:
- Tetap menjaga kebersihan diri
- Mencuci tangan secara rutin pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer
- Menggunakan masker
- Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, atau mulut.
- Cukupi kebutuhan nutrisi saat sahur dan berbuka
- Konsumsi buah, sayur, dan karbohidrat kompleks saat sahur dan berbuka
- Perbanyak minum air putih. Terapkan pola 2-4-2 dalam mengonsumsi air putih ketika bulan puasa, yakni 2 gelas saat sahur, 4 gelas ketika berbuka, dan 2 gelas sebelum tidur.
- Hindari mengonsumsi minuman atau suplemen yang menstimulasi tertentu
- Hindari mengonsumsi gula atau asin berlebih saat sahur, gorengan saat berbuka, dan makanan pedas saat sahur dan berbuka
- Hindari rokok, alkohol, atau obat-obatan apa pun
- Kurangi mengonsumsi kafein.
3. Tidur atau istirahat yang cukup
- Atur ulang jadwal dan berikan waktu yang cukup untuk tubuh beristirahat. Atur waktu antara jam tidur, jam bangun sahur, dan salat subuh dengan jam memulai aktivitas sehari-hari.
- Usahakan tidur di bawah jam 10 malam.
- Hindari tidur siang berlebihan, cukup 15-20 menit.
- Hindari bermain handphone sebelum tidur.
- Buat suasana kamar yang nyaman.
4. Hindari olahraga berlebihan
- Lakukan olahraga ringan saja selama 20-30 menit minimal sebanyak tiga kali dalam seminggu.
- Latihan fisik ringan, seperti squad, push up, sit up, jumping jack, lari di tempat, yoga dan semacamnya.
- Hindari kontak fisik selama berolahraga, misalnya memainkan olahraga secara berkelompok.
- Cuci dan desinfeksi peralatan olahraga Anda setelah digunakan.
5. Tetap menjalankan pengobatan dari dokter
Salah satu syarat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi penderita penyakit kronis adalah jika kondisinya sehat dan terkontrol dengan pengobatan.
6. Jika memungkinkan pilih waktu vaksin tidak jauh dari waktu sahur atau berbuka.
Selama divaksin:
- Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan fit (tidak dalam kondisi mengantuk atau kelelahan)
- Pastikan kondisi tenang dan tubuh stabil 30 menit sebelum divaksinasi
- Saat ditensi, pastikan posisi siku berada setinggi posisi jantung
- Informasikan kondisi kesehatan diri kepada petugas vaksin
- Terapkan protokol kesehatan
- Mengenakan masker selama di lokasi vaksin
- Menjaga jarak minimal 1,5-2 meter dengan orang lain
- Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer
- Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, atau mulut
- Menutup hidung dan mulut dengan siku terlipat atau tisu ketika bersin atau batuk.
Setelah divaksin:
- Pasien akan diminta menunggu selama 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin terjadi sesudah vaksin
- Gerakkan tangan yang disuntik vaksin selama 15-20 menit agar bekas vaksin tidak pegal/sakit
- Tetap terapkan protokol kesehatan, minimal 3M
- Hindari tugas atau aktivitas apa pun yang bisa mengganggu kinerja vaksin dalam tubuh
- Hindari stres dan tidur/istirahat yang cukup
- Konsumsi makanan dan minuman bergizi saat berbuka.
Intinya, tidak ada yang membedakan proses vaksinasi dalam kondisi berpuasa atau tidak berpuasa. Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan untuk vaksinasi saat menjalankan ibadah puasa. Persiapannya tetap sama seperti vaksinasi di hari biasa. Namun, jika Anda tetap khawatir akan efek yang ditimbulkan setelah vaksin, tips-tips di atas dapat Anda lakukan sebagai langkah preventif.
Perlu diingat juga, setelah vaksin, jangan terus merasa diri Anda sudah kebal. Jangan sampai kurang kewaspadaan, lantas virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Tetap terapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
Selamat menjalankan ibadah puasa, Sobat Pro Safety. Salam safety!