Dikutip dari magma.esdm.go.id, usai meletus pada Sabtu (4/12/2021), Gunung Semeru yang terletak di Lumajang, Jawa Timur, masih erupsi pada Rabu dini hari (8/12/2021). Untuk itu, diimbau kepada masyarakat selalu waspada jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Seorang warga mengumpulkan barang-barang bekas dari rumahnya yang rusak, di kawasan yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, 7 Desember 2021.
Sumber: tempo.co
Sebagian besar gunung api yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia adalah gunung api aktif. Menurut BMKG, Indonesia memiliki 127 gunung api yang tersebar di sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi hingga Halmahera. Dengan begitu, Indonesia menjadi daerah rawan bencana letusan gunung api.
Di penghujung tahun 2021, Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada 4 Desember 2021. Aktivitas erupsi Gunung Semeru yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB membuat warga panik. Sehingga, banyak warga berhamburan lari, menyelamatkan diri ke tempat yang paling aman.
Erupsi mengakibatkan pemukiman warga sekitar kaki gunung terdampak abu vulkanik. Dikutip dari bnpb.go.id tanggal 9 Desember 2021, jumlah korban jiwa meninggal dari erupsi Gunung Semeru bertambah sehingga totalnya menjadi 43 orang, korban luka sebanyak 104 orang, 31 unit fasilitas umum rusak, dan 6.542 warga mengungsi yang tersebar di 121 lokasi pengungsian.
Baca juga artikel ini:
- Kurangi Risiko Bencana, Lakukan Tindakan Ini Sebelum, Saat, dan Setelah Banjir!
- FREE E-BOOK! Panduan Kesiapsiagaan Bencana Alam (Versi Lengkap)
Usai meletus pada Sabtu (4/12/2021) lalu, Gunung Semeru berstatus level 2 Waspada. Warga setempat atau mereka yang tinggal di sekitar lokasi kejadian diminta untuk tetap waspada. Warga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.
Selain itu, juga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Untuk itu, bagi warga yang tinggal di daerah sekitar gunung api perlu paham prosedur keselamatan saat menghadapi erupsi gunung api.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi awal saat gunung berapi baru erupsi dan sambil menunggu bantuan dari dinas terkait. Lantas, bagaimana cara tepat menyelamatkan diri dari ancaman erupsi gunung berapi?
Erupsi Gunung Berapi dan Bahayanya Bagi Kesehatan
Erupsi adalah proses pelepasan material dari gunung berapi. Material ini bisa dalam bentuk lava, gas, abu, dan lain-lain. Erupsi terjadi karena gerakan magma dari dalam perut bumi.
Sumber: bbc.com
Lantas, apa ancaman bagi kesehatan akibat erupsi gunung berapi?
Gunung berapi memuntahkan gas panas, berbahaya, abu lava, dan batu yang sangat merusak apa pun yang dilaluinya. Mengutip dari cdc.gov, ada dua ancaman utama yang dapat menyerang kesehatan makhluk hidup ketika terjadi erupsi:
- Abu Vulkanik, sifatnya iritan dan korosif, jika terhirup bisa menyebabkan iritasi pada saluran napas atas dan bawah, mata, hidung, dan paru-paru.
- Gas Vulkanik, pada tingkat rendah, gas dapat mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Sementara pada tingkat yang lebih tinggi, gas dapat menyebabkan pernapasan cepat, sakit kepala, pusing, pembengkakan dan kejang tenggorokan, dan kematian.
Mengenal Tingkatan Status Gunung Berapi
Sejumlah tingkatan status ditetapkan untuk memperingatkan warga akan bahaya letusan. Setiap perubahan status gunung api selalu didasarkan pada tanda-tanda alam, seperti intensitas gempa dan semburan abu vulkanik dari kawah.
Berikut empat tingkatan status gunung api:
- NORMAL − Tidak ada aktivitas magma
- WASPADA − Adanya aktivitas seismik, kejadian vulkanik dan sedikit perubahan aktivitas akibat pergerakan magma, tektonik dan hidrometal
- SIAGA − Peningkatan aktivitas seismik dan letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
- AWAS − Letusan dapat terjadi dalam waktu 24 jam.
Panduan Kesiapsiagaan Erupsi Gunung Berapi
Jika Anda tinggal dekat dengan gunung api, Anda harus mengenali tanda-tanda letusan. Waspadai juga daerah-daerah berbahaya. Ketahuilah langkah-langkah kesiapsiagaan sebelum, saat dan setelah letusan gunung api.
Siap Siaga Menghadapi Erupsi Gunung Api
SEBELUM ERUPSI GUNUNG API
- Perhatikan arahan PVMBG dan perkembangan aktivitas gunung api.
- Tutup pintu dan jendela.
- Matikan peralatan listrik.
- Siapkan masker dan kacamata pelindung.
- Ketahui jalur evakuasi dan shelter yang sudah ditentukan.
- Ikuti petunjuk dari pihak berwenang.
- Siapkan tas siaga bencana, berisi makanan dan air darurat, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai secukupnya, dan obat-obatan penting.
- Bila ada himbauan mengungsi, segera lakukan.
SAAT ERUPSI GUNUNG API
Di Dalam Rumah
- Pada tingkatan status AWAS, segera mengungsi ke tempat evakuasi.
- Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah.
- Tutup mulut dan hidung dengan masker/kain basah.
- Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh.
Di Luar Rumah
- Lindungi diri dari materi hasil letusan.
- Lari ke tempat berlindung yang aman.
- Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah.
- Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dan hidung dengan masker/ kain basah.
- Selalu perhatikan protokol kesehatan 3M.
SETELAH ERUPSI GUNUNG API
- Jika mengungsi, kembalilah ke rumah bila telah dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
- Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik.
- Tetap lindungi diri dari abu vulkanik.
- Bantu warga disabilitas, lanjut usia atau anak-anak.
- Hindari wilayah yang terkena hujan abu dan daerah rawan bencana, jika memungkinkan.
- Selalu terapkan protokol kesehatan di tempat pengungsian/saat sudah kembali ke rumah.
Salam safety!