“Indonesia menjadi peringkat kedua penyumbang sampah plastik ke laut terbesar di dunia, setelah Cina.”
Lautan memang sedang mengalami ancaman besar beberapa tahun belakangan. Tidak hanya di bumi, kini laut di dunia termasuk Indonesia telah menjadi ‘kolam raksasa’ sampah. Dalam perkembangannya, ternyata permasalahan sampah di Indonesia menjadi lebih kompleks dan meluas terutama terkait isu pencemaran sampah di laut. Keterbatasan sumber daya, kapital dan teknologi yang disandingkan dengan geografis pulau, menyebabkan sampah termasuk sampah plastik mudah lepas dari daratan dan terakumulasi di lautan lepas.
Baca juga artikel ini:
Isu pencemaran sampah di laut ini semakin mencuat sejak dipublikasikannya hasil penelitian Jenna Jambeck, 2015 yang berjudul “Plastic waste inputs from land into the ocean” yang menyatakan potensi sampah plastik yang ada di lautan Indonesia mencapai 187,2 juta ton/ tahun. Tonase sampah plastik yang luar biasa itu terus terombang-ambing melintasi samudra luas, plastik punya sifat tak bisa hancur dan terurai 450-1000 tahun.
Berikut fakta lebih lengkap mengenai timbunan sampah yang ada di laut Indonesia:
Berdasarkan data di atas, pencemaran air laut tidak hanya berdampak langsung pada organisme laut tetapi juga menyebabkan ketidakstabilan ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari laut, seperti nelayan dan berpengaruh pada sektor pariwisata.
Bila dilihat, realita pencemaran di laut Indonesia ini tentu tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah yang secara konsisten terus mengembangkan sektor pariwisata serta infrastruktur transportasi penghubung antar kepulauan di Indonesia, yakni Tol Laut. Oleh karenanya, kebijakan ini harus ditunjang dengan kondisi lingkungan yang bersih dari sampah terutama kawasan pesisir dan laut.
Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengangkat permasalahan sampah di laut Indonesia sebagai fokus acara. KLHK memutuskan puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2017 (HPSN 2017) berfokus pada aktivitas serempak berbagai pemangku kepentingan di seluruh Indonesia dalam bentuk bersih-bersih pantai dan laut.
Namun, tentu saja Peringatan HPSN 2017 tetap memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah atau kelompok komunitas untuk berpartisipasi menunjukkan kepeduliannya dalam beragam aktivitas peduli kebersihan, tidak hanya di kawasan pesisir dan laut.
Tema besar peringatan HPSN 2017 ini adalah Melaksanakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi dari Gunung, Sungai, Kota, Pantai, hingga Laut untuk Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020. Adapun tagline pada acara puncak Peringatan HPSN 2017, yakni “Nenek Moyang Ku Orang Pelaut Bukan Pembuang Sampah Ke Laut”.
Peringatan HPSN 2017 tak lain bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat Indonesia, mulai dari pribadi, komunitas, hingga pemerintah dalam mengelola sampah untuk mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020. Dengan kampanye berkelanjutan, mengatur limbah domestik daratan dan aliran sungai yang baik, disertai teknologi pemusnahan sampah yang efektif, diharapkan Indonesia dapat keluar dari daftar salah satu negara pencemar laut terbesar di dunia.
Selamat Hari Peduli Sampah Nasional 2017!