Sampah dapur organik tak hanya bisa diolah menjadi kompos, tetapi juga cairan pembersih serbaguna. Cairan ini dinamakan eco enzyme.

Sumber: idntimes.com

Apakah kita semua menyadari bahwa sampah organik hasil dari aktivitas rumah tangga bisa menjadi hal yang bermanfaat? Jika biasanya sisa sayur dan buah berakhir di tempat sampah, kini secara inovatif bisa kita olah kembali menjadi cairan serbaguna. Sampah dapur organik seperti sisa sayur dan buah difermentasi menghasilkan eco enzyme yang bisa dimanfaatkan menjadi cairan pembersih serbaguna.

Sebagian dari kita mungkin sudah familier terhadap produk pupuk kompos, lain halnya dengan eco enzyme. Ternyata, banyak juga dari kita yang belum mengenal eco enzyme beserta manfaatnya. Yuk, kita mengenal lebih jauh lagi tentang eco enzyme dan cara membuatnya di rumah, Sob.

Baca juga artikel ini:

Apa Itu Eco Enzyme?

Sumber: belitung.tribunnews.com

Eco enzyme atau garbage enzyme adalah cairan alami serbaguna, yang merupakan hasil fermentasi dari gula, sisa buah atau sayuran, dan air. Cairan eco enzyme ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma asam manis yang kuat.

Eco enzyme pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. Kemudian, eco enzyme diperkenalkan lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

Mengapa Eco Enzyme Itu Penting?

Teknik pengubahan sampah organik menjadi eco enzyme berperan penting dalam mengurangi banyaknya sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Dilansir waste4change.com, sebuah riset yang dilakukan oleh Suistanble Waste Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 60% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik.

Namun, sesuai data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tahun 2017, dari total sampah yang dihasilkan (organik dan anorganik), hanya 7,5% saja yang diolah. Sisa sampah yang tidak diolah ditimbun, dibakar, dibiarkan, dan sebanyak 69% dikirim ke TPA, padahal kapasitas TPA sangat terbatas.

Sampah organik yang menumpuk di TPA memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sampah organik yang tertumpuk di TPA menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan sekitar, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memicu risiko terjadinya ledakan TPA, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah di Bandung, Jawa Barat (2005).

Selain itu, pembusukan sampah organik di TPA juga bisa menghasilkan gas metana, salah satu unsur gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan juga memiliki dampak buruk untuk kesehatan pernapasan masyarakat sekitar TPA karena mengurangi komposisi oksigen di udara.

Maka dari itu, masalah lingkungan dan kesehatan yang muncul akibat sampah organik harus diatasi dengan cara mengurangi produksi sampah organik dan memproses sampah organik yang dihasilkan, salah satunya dengan cara mengolah sampah organik menjadi eco enzyme.

Tidak hanya itu, dari awal proses pembuatannya, eco enzyme juga akan melepaskan gas ozon (O3) yang dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang akan mengikat panas di awan sehingga akan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.

Dengan menggunakan pembersih organik eco enzyme, kita pun turut andil mengurangi polusi akibat penggunaan bahan kimia. Berikut manfaat lainnya yang bisa kita dapatkan dengan membuat eco enzyme:

  • Cairan serbaguna

Dapat digunakan sebagai pembersih lantai, toilet, dapur, piring, detergen pakaian, pencuci rambut, hand sanitizer, pembasmi serangga, dan pembersih sayur dan buah dari pestisida.

  • Mengurangi polusi

Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat 21 kali lipat lebih kuat mengakibatkan pemanasan global dibandingkan CO2.

  • Penjernih udara

Membersihkan udara dari racun, polusi, dan menghilangkan bau.

  • Penjernih air

Enzim yang mengalir ke air akan secara otomatis menjernihkan air parit dan laut.

  • Pestisida alami

Mengusir nyamuk, lalat, tikus, kecoak, dll.

  • Anti bakteri, jamur, dan virus

Antiseptik alami di rumah.

  • Mencegah saluran air tersumbat

Mengurai sisa buangan yang tersangkut di septik tank rumah Anda.

  • Menghemat uang

Memiliki nilai ekonomi karena secara langsung mengurangi pengeluaran finansial untuk membeli bahan pembersih komersial.

Eco enzyme ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai, dan lembut di tangan serta ramah lingkungan. Eco enzyme dapat dijadikan alternatif alami dari bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. Dengan membuat eco enzyme, kita mengurangi produksi limbah kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga.

Bagaimana Membuat Eco Enzyme di Rumah?

Cara membuatnya sangat sederhana dan memakai bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Berikut cara pembuatan eco enzyme untuk wadah ukuran 1 liter:

Bahan:

  • Air bersih 600 ml

Catatan: Dapat menggunakan air sumur, air hujan (yang ditampung langsung dari langit & tidak melalui genteng/pipa, dan sebaiknya diendapkan 24 jam), air buangan AC, air minum, air PAM (yang diendapkan selama minimal 24 jam agar kaporit mengendap dan bisa dipisahkan).

  • Molase cair 60 ml atau gula merah/gula aren 60 gram

Catatan: Jenis gula yang sebaiknya digunakan dalam pembuatan eco enzyme adalah molase (tetes tebu) atau gula merah asli. Gula merah asli yang dimaksud di sini adalah gula merah yang langsung dibuat dari tebu atau bahan alami lainnya. Kini di pasaran banyak beredar gula merah yang terbuat dari gula pasir, jika digunakan tentu membuat hasil eco enzyme menjadi kurang bagus.

  • Sisa sayuran/buah 180 gram

Catatan: Semua sisa sayuran/buah dapat digunakan untuk membuat eco enzyme kecuali yang sudah dimasak (rebus, goreng, tumis) dan busuk/berulat/berjamur. Semakin banyak jenis bahan yang digunakan, maka semakin kaya hasil eco enzyme.

Alat:

  • Wadah plastik kedap udara kapasitas 1 L (disesuaikan dengan kebutuhan).
  • Timbangan digital
  • Kain kasa/saringan

Cairan eco enzyme yang berhasil akan beraroma alkohol setelah 1 bulan, berubah warna menjadi coklat gelap, dan berbau cuka setelah 2 bulan.  Cairan eco enzyme tidak memiliki waktu kedaluwarsa. Ampas dapat digunakan sebagai pupuk atau digunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah organik segar.

Jika Eco Enzyme Muncul Cacing atau Berbau Menyengat

Jika terdapat masalah seperti cairan berbau got atau ada jamur hitam, muncul belatung/cacing/serangga segera perbaiki eco enzyme dengan cara:

a. Jika cairan berbau got/ada jamur hitam

Lakukan: Perbaiki kerapatan wadah, tempatkan wadah di bawah sinar matahari selama 3 hari, 30 menit/hari, dan periksa kembali setelah 7 hari. Apabila bau got tidak hilang, masukkan gula sejumlah takaran awal pembuatan, lalu fermentasikan kembali selama 1 bulan.

b. Jika muncul belatung/cacing di dalam wadah

Lakukan: Perbaiki kerapatan wadah, tempatkan wadah di bawah sinar matahari selama 3 hari, 30 menit/hari, dan periksa kembali setelah 7 hari.

Sisa organik memang bukan sampah yang mesti langsung kita buang. Kita bisa mengolahnya menjadi eco enzyme. Permasalahan soal sampah teratasi dan kita pun dapat lebih hemat karena tidak harus terus membeli cairan pembersih. Dengan membuat eco enzyme, kita juga telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis.

Ingin mencoba membuat eco enzyme di rumah? Yuk, download poster cara pembuatan eco enzyme di sini . GRATIS ya, Sob!

 

 

×