Pekerjaan yang ada di perkebunan kelapa sawit berpotensi menimbulkan bahaya, sehingga diperlukan upaya untuk mencegah atau mengendalikannya.

Source: economicreview.id

Industri perkebunan kelapa sawit terus berkembang di Indonesia. Selama pandemi pun industri sawit ini menjadi salah satu industri yang tetap berkembang dan permintaannya terus meningkat dibandingkan industri-industri lainnya.

Berkembangnya industri ini tentu menyerap tenaga kerja perkebunan yang tidak sedikit. Kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dari industri perkebunan kelapa sawit tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan.

SDM sebagai tenaga kerja juga tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.   Seperti kita ketahui di perkebunan kelapa sawit, para pekerja dihadapkan pada banyak risiko seperti terpapar pestisida, digigit ular, tertimpa pelepah sawit, dan lainnya.

Implementasi K3 di perkebunan kelapa sawit itu tidak mudah, pada umumnya, pekerja berpendidikan rendah dan bersifat tertutup sehingga sulit untuk menciptakan budaya K3 atau menerapkan cara bekerja aman.

Ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan perusahaan kelapa sawit dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Seperti sistem manajemen K3, penyediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai, manajemen risiko, dan upaya-upaya K3 lainnya.

Berhubungan dengan manajemen risiko ini, pekerja harus mampu mengidentifikasi dan mengendalikan berbagai potensi bahaya yang ada atau mungkin muncul di perkebunan kelapa sawit.

Baca juga artikel ini:

5 Potensi Bahaya di Perkebunan Kelapa Sawit dan Upaya Pencegahannya

1. Bahaya pengoperasian alat berat saat pembukaan lahan.

Potensi bahaya:

  • Alat tumbang, terguling, terjungkal ke depan.
  • Pekerja tertimpa atau terjepit alat berat dan jatuh dari alat berat.
  • Pekerja terkena runtuhan material yang diangkat alat berat.
  • Pekerja tertabrak atau terlindas alat berat.
  • Pekerja tersengat listrik ketika alat kontak langsung dengan saluran listrik tegangan tinggi.

Tips aman pengoperasian alat berat:

  • Pastikan supervisor/pengawas melakukan pengamatan dan inspeksi area kerja sebelum memulai pekerjaan.
  • Pastikan alat berat dalam kondisi layak dengan menggunakan formulir pemeriksaan yang sudah disiapkan.
  • Pastikan alat berat hanya dioperasikan operator yang terlatih dan kompeten.
  • Pastikan lintasan alat berat memiliki konstruksi pondasi yang kuat menahan beban, rata, dan stabil.
  • Pastikan area kerja memiliki ruang gerak yang cukup dan bebas dari rintangan agar tidak membahayakan orang sekitarnya.
  • Setelah selesai mengoperasikan alat berat, parkirkan alat berat di tempat datar dan aman.
  • Periksa kembali semua sistem pengaman dan pastikan alat dalam keadaan aman.
  • Operasikan alat berat sesuai prosedur keselamatan.
  • Bila terjadi situasi darurat, segera laporkan kepada supervisor/pengawas lapangan tidak lebih dari 24 jam.

2. Gangguan binatang berbahaya saat pemupukan tanaman

Potensi bahaya: Terserang sengatan binatang berbisa seperti ular

Tips menghindar dari gigitan ular:

  • Jangan lakukan kegiatan yang merusak habitatnya, seperti menginjak-injak atau menghancurkan sarangnya.
  • Jika sudah melihat gerakan ular, menjauhlah dan menghindar agar ular tidak merasa terancam.
  • Berhati-hati setiap melangkah dan selalu perhatikan sekeliling Anda.
  • Gunakan APD seperti sarung tangan, baju berlengan panjang dan celana panjang, sepatu boot karet, dan APD lainnya yang diperlukan.

3. Terpapar bahan kimia berbahaya saat perawatan tanaman

Potensi bahaya: Tertelan, mengenai kulit, dan/atau terhirup bisa mengakibatkan iritasi pada mata, kulit, dan/atau sistem pernapasan.

Tips aman menggunakan pestisida:

  • Jangan makan, minum, atau merokok.
  • Hindarkan debu, asap, uap, kabut semprotan, gas, kontak dengan mulut, kulit, atau mata.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD), di antaranya sarung tangan karet, apron, pakaian kerja/overall, baju berlengan panjang dan celana panjang, sepatu boot karet, kacamata debu, pelindung wajah, penutup kepala, topeng debu dan respirator.
  • Jika terjadi kontaminasi, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi, kemudian cucilah seluruh bagian yang terkena dengan air yang banyak.

Setelah bekerja dengan pestisida, cucilah:

  • Tangan dan kulit yang terkena pestisida sampai bersih.
  • Pakaian kerja, sepatu boot, dan APD lainnya secara menyeluruh sampai bersih terutama bagian dalam sarung tangan.

4. Tertimpa buah atau pelepah sawit saat pemanenan

Potensi bahaya: Tertimpa jatuhan buah atau pelepah sawit

Tips aman pemotongan pelepah sawit:

  • Pastikan arah jatuh pelepah jauh dari badan Anda.
  • Pastikan tinggi pisau dodos/egrek menjangkau pelepah yang akan dipotong.
  • Gunakan APD berupa sarung tangan, kacamata safety, helm safety, dan safety boot.

 

5. Musculoskeletal Disorders (MSDs) saat pengangkutan buah sawit ke tempat penampungan hasil (TPH).

Potensi bahaya: cedera pada otot, tendon, ligamen, persendian, struktur tulang, dan sistem syaraf.

Tips meminimalkan cedera saat mengangkut buah sawit:

  • Gunakan alat bantu mekanik yang sesuai sebisa mungkin.
  • Buat perencanaan sebelum melakukan aktivitas Manual Material Handling (MMH).
  • Lakukan aktivitas MMH di atas permukaan kerja yang rata dan stabil.
  • Gunakan APD yang tepat sesuai aktivitas MMH yang akan dilakukan.
  • Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Semakin dekat beban, maka semakin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu, dan lengan.
  • Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan usahakan dalam posisi seimbang. Tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.
  • Hindari gerakan memutar atau posisi tubuh condong ke depan.
  • Jaga kepala tetap tegak dan pandangan lurus ke depan.
  • Usahakan untuk tidak mengangkat atau memindahkan beban melebihi batas.
  • Memindahkan beban dengan mendorongnya jauh lebih aman daripada dengan menariknya.

FREE! Poster Tips Aman Penggunaan Dodos dan Egrek

Salam safety!

 

×