Terlalu lama menghirup udara yang terkontaminasi gas H₂S , pekerja bisa mengalami olfactory fatigue atau hilangnya kemampuan penciuman. Dengan indera penciuman yang lumpuh, pekerja tidak bisa lagi mengandalkan penciuman untuk mengetahui tingkat paparan dan tingkat bahaya gas H₂S di area kerjanya.
Sumber: ishn.com
Di industri panas bumi (geothermal), minyak bumi dan gas, pabrik pengolahan kertas, dan pabrik petrokimia, H₂S dapat menjadi masalah yang serius dan membahayakan. Aktivitas pengeboran dan/atau produksi di area industri tersebut sangat berpotensi menghasilkan gas H₂S yang sangat berbahaya bila terhirup oleh pekerja.
Baca juga artikel ini:
Bagi pekerja yang sehari-harinya melakukan aktivitas pengeboran dan produksi minyak, gas, atau panas bumi berpotensi tinggi terkena paparan gas H₂S yang dipicu oleh udara panas sekitar. Bila terhirup, gas H₂S (Hidrogen Sulfida) bisa menjadi “silent killer” bagi pekerja.
H₂S adalah gas yang sangat beracun dan mematikan, tidak berwarna, dalam konsentrasi rendah berbau seperti telur busuk, dan juga lebih berat daripada berat udara. Oleh karena itu, H₂S sering disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau.
Contoh kecelakaan yang terjadi akibat terpapar gas H2S: Pada tahun 1814, tiga pekerja galian di Cumberland, Kentucky tewas akibat terpapar gas H2S. Awalnya, para pekerja tersebut hanya menggali untuk mendapatkan air, ternyata lubang tersebut malah menyemburkan minyak dan gas, yang diketahui mengandung gas H2S. Ketiga pekerja menghirup gas H2S yang terlepas ke udara sekitar dengan konsentrasi yang cukup tinggi. |
Sifat-sifat bahaya gas H₂S :
Fisik |
Umumnya berupa gas |
Bahaya |
Sangat beracun
Mudah terbakar
Korosif Korosif terhadap besi (Fe), tembaga (Cu), dan Beton |
Warna |
Tidak berwarna |
Bau |
Berbau seperti telur busuk
|
Massa jenis |
Lebih berat daripada udara |
Kelarutan |
Mudah menguap apabila cairan tersebut dipanaskan atau terganggu kestabilannya |
Bagaimana gas H₂S dapat terbentuk?
Gas H₂S dihasilkan dari dekomposisi atau pembusukan bahan-bahan organik (binatang atau tumbuh-tumbuhan) oleh bakteri. Dapat juga dihasilkan di dataran rendah dan di daerah dengan kadar oksigen rendah, seperti rawa-rawa dan gunung berapi.
Di area eksplorasi minyak dan gas, gas H₂S terbentuk selama terjadinya pembusukan binatang dan/atau tumbuhan organik oleh aktivitas bakteri. Bakteri yang tumbuh di bawah endapan kedap dengan kadar oksigen rendah akan menghasilkan senyawa pembusukan.
Sedangkan dalam pekerjaan pengeboran, gas H₂S dapat terbentuk dari semacam belerang yang mengandung cairan tambahan pengeboran juga bakteri pembusukan dari sulfat di dalam lumpur pengeboran yang mengalami penurunan panas (di atas suhu 375° Fahrenheit).
Kegiatan industri apa saja yang dapat menghasilkan gas H₂S ?
Gas H₂S paling banyak ditemukan pada proses eksplorasi dan pengolahan gas alam serta pengilangan minyak bumi. Berikut kegiatan industri dan lokasi kegiatan yang dapat menghasilkan gas H₂S serta lokasi yang memungkinkan terjadinya kebocoran gas H2S:
Kegiatan industri yang berpotensi menghasilkan gas H₂S |
|
Lokasi kegiatan industri yang berpotensi menghasilkan gas H₂S |
|
Lokasi yang memungkinkan terjadinya kebocoran gas H₂S |
|
Mengapa gas H₂S bisa sangat berbahaya dan mengancam nyawa pekerja?
Tahukah Anda kalau H₂S gas beracun dan lebih mematikan dibanding Karbon Monoksida (CO) dan sama mematikannya dengan Hidrogen Sianida (HCN)? Dampaknya sangat mengerikan dan mematikan bila gas ini terhirup oleh pekerja.
Lihat video berikut ini:
Sumber: youtube.com
Umumnya, gas H₂S dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalu sistem pernapasan. Paparan H₂S ini bisa saja terserap kulit, namun kemungkinannya sangat kecil. Ukuran partikel gas H₂S yang kecil dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan.
Ketika bernapas, pekerja akan menghirup gas H₂S ke dalam paru-paru bersama udara yang dihirup. Jika konsentrasi gas H₂S kurang dari 100 ppm, Anda akan mendeteksi bau telur busuk. Sedangkan, jika konsentrasi gas H₂S di atas 100 ppm efeknya bisa melemahkan indera penciuman, lalu Anda akan kehilangan kemampuan penciuman (olfactory fatigue).
Bila hal tersebut terjadi, berarti Anda tidak dapat lagi mengetahui tingkat paparan gas H₂S dan tanda bahaya melalui bau. Jika berlangsung lama, tanpa disadari gas H₂S terus terhirup ke dalam paru-paru dan secara cepat mengalir ke dalam aliran darah, bahkan bisa menimbulkan keracunan. Sebab, tubuh tidak dapat mengoksidasi atau memecah belah H₂S menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
Kalau sudah keracunan, pekerja yang terpapar H₂S bisa mengalami kelumpuhan saraf pusat di otak yang bertugas mengontrol paru-paru, sehingga seketika membuat paru-paru berhenti bekerja dan berujung pada sesak nafas. Gas H₂S yang bercampur dengan air di paru-paru juga dapat membentuk zat asam lemah (weak acid). Zat asam lemah dapat menyerang pembuluh darah, sehingga bisa merusak jaringan di sekelilingnya dan mengakibatkan pembengkakan paru-paru, sehingga dapat merusak saluran pernapasan pekerja.
Efek kesehatan akibat terpapar gas H₂S bisa bervariasi tergantung pada durasi paparan, frekuensi terkena paparan, dan besarnya konsentrasi paparan. Efek kesehatan akibat terpapar gas H₂S konsentrasi rendah diantaranya:
- Mata seperti terbakar
- Sakit kepala atau pusing
- Kelelahan
- Hilangnya kemampuan penciuman
- Rasa kering pada hidung, tenggorokan, dan dada
- Batuk-batuk
- Kulit terasa perih
- Untuk penderita asma mungkin mengalami kesulitan bernapas
Jika pekerja terkena paparan H₂S berkepanjangan dan konsentrasi tinggi bisa menyebabkan radang mata, sakit kepala, mual, muntah, mudah marah, insomnia, gangguan pencernaan, penurunan berat badan, dan iritasi pernapasan.
Tips Saat Memasuki atau Bekerja di Area yang Mengandung Gas H₂S
Sumber: vnmanpower.com
Pengetahuan untuk melindungi diri sendiri dan pekerja lain, sangat penting dipahami bagi Anda yang bekerja di industri minyak dan gas atau industri lain yang terdapat kandungan gas H₂S . Berikut tips atau aturan yang harus dipatuhi saat memasuki area yang terdapat kandungan gas H₂S :
1. Pengujian atmosfer udara untuk mendeteksi gas H₂S
Pengujian udara ini harus dilakukan oleh orang yang ahli atau telah memenuhi syarat. Gunakan alat uji yang tepat, seperti detector tubes, direct reading gas monitor, alarm only gas monitor, dan explosion meter. Pengujian juga harus menentukan apakah tindakan pencegahan kebakaran atau ledakan perlu dilakukan.
Sumber: yimg.com
2. Pastikan ruangan atau area kerja memiliki ventilasi yang cukup
Jika di area kerja terdapat kandungan gas H₂S , ruangan atau area kerja harus memiliki ventilasi yang cukup untuk mengeluarkan atau menurunkan konsentrasi gas.
3. Gunakan pelindung pernapasan dan alat pelindung diri lain yang diperlukan
Jika gas H₂S tetap terdeteksi di dalam ruangan atau area kerja, pekerja yang akan beraktivitas di area tersebut harus menggunakan pelindung pernapasan dan alat pelindung diri lain yang diperlukan (seperti pelindung mata dan pakaian pelindung tahan api), peralatan keselamatan, dan peralatan komunikasi.
- Untuk konsentrasi gas H₂S di atas 100 ppm, disarankan menggunakan self-contained breathing apparatus (SCBA) dengan durasi penggunaan minimal 30 menit atau kombinasi antara full facepiece pressure demand SAR dengan auxiliary self-contained air supply.
- Untuk konsentrasi gas H₂S di bawah 100 ppm, disarankan menggunakan air-purifying respirator atau gas mask respirator dengan cartridge atau canister untuk menyerap gas H₂S . Full face respirator memberikan perlindungan maksimal pada mata Anda. Bila gas H₂S berpotensi menimbulkan iritasi mata, kombinasi halfmask respirator dengan goggles juga dapat digunakan.
Pekerja yang melakukan aktivitas di area yang mengandung gas H₂S harus memantau tingkat konsentrasi gas. Alarm gas detector biasanya akan berbunyi jika konsentrasi melebihi 100 ppm. Satu hal penting lainnya yang harus Anda pahami adalah jangan pernah mencoba melakukan penyelamatan di area yang terpapar gas H₂S tanpa menggunakan perlindungan pernapasan yang tepat dan tanpa dilatih untuk melakukan penyelamatan tersebut.
Semoga Bermanfaat, Salam Safety!