Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini tengah mewabah menjadi ancaman mengerikan bagi peternak karena tingkat penularan yang tinggi pada hewan ternak.
Sumber: promediateknologi.com
Kasus Covid-19 belum mereda, masyarakat Indonesia ternyata juga harus waspada terhadap wabah yang menyerang hewan ternak, yakni penyakit mulut dan kuku (PMK). Dikutip katadata.co.id, pada awal Mei, Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menetapkan sejumlah kabupaten di Provinsi Jawa Timur dan Aceh sebagai daerah terdampak wabah PMK pada hewan ternak.
Bahkan berdasarkan data dari siagapmk.id, per tanggal 1 Juli 2022, kasus PMK sudah menyebar di 19 provinsi dan 223 kabupaten/kota. Lima provinsi dengan kasus PMK terbanyak berasal dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Berdasarkan jenis hewan ternaknya, sapi menjadi urutan pertama yang paling banyak terserang PMK, yakni sebanyak 292.719 mengalami sakit. Hewan ternak lainnya kerbau (5.141), kambing (1.302), domba (973), dan babi (16).
Baca juga:
Kapan Kita Harus Mencuci Tangan?
Mengenal PMK dan Gejalanya
Dikutip dari Buku Panduan Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia terbitan Kementerian Pertanian (Kementan), PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed), seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.
Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), aphthous fever, foot and mouth disease (FMD). Indonesia pernah mengalami beberapa kali wabah PMK sejak penyakit ini pertama kali masuk pada tahun 1887.
Sumber: Buku Pedoman Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia
Berikut ini beberapa gejala klinis pada hewan ternak, terutama pada sapi/kerbau:
- Ditemukan lepuh yang berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah, gusi, hidung, dan teracak/kuku hewan yang terinfeksi.
- Hewan tidak mampu berjalan (pincang).
- Air liur berlebihan.
- Hilang nafsu makan.
- Demam tinggi mencapai 41C.
- Penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah.
Hewan yang tertular mengeluarkan virus pada cairan vesikel, air liur, susu, air seni (urine) dan kotoran. Virus dapat dikeluarkan 1-2 hari sebelum hewan menunjukkan gejala klinis.
Penyebab PMK dan Masa Inkubasi Virus
PMK disebabkan oleh oleh Apthovirus, keluarga picornaviridae. Terdapat 7 serotipe PMK yang telah diidentifikasi yaitu tipe Oise (O); Allemagne (A); German Strain (C); South African territories 1 (SAT 1); SAT 2; SAT 3; dan Asia 1. Tipe O, A, C, SAT 1, SAT 2, SAT 3 dan Asia 1 tersebut yang secara imunologis berbeda satu sama lain. Penyebab wabah PMK di Indonesia pada tahun 1983 hanya disebabkan oleh satu serotipe, yaitu serotipe O.
Sumber: Buku Pedoman Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia
Virus dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup di tulang, kelenjar susu, serta produk susu. Masa inkubasi virus selama 1-14 hari. Angka kematian bisa mencapai 100% dan yang tertinggi terjadi pada hewan muda atau anak.
Penularan PMK
Penyakit ini ditularkan ke hewan lain dengan tiga cara, antara lain:
- Kontak Langsung
Antara hewan yang tertular dengan hewan rentan.
- Kontak tidak langsung
Melalui kontak dengan virus pada manusia, alat, & sarana transportasi akibat kontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK.
- Penyebaran melalui udara
Terutama babi, penyebaran melalui udara bisa sampai radius 10 kilometer.
Cara Pengendalian dan Pemberantasan Virus PMK
Sumber: kompas.id
Berikut beberapa cara pengendalian dan pemberantasan virus PMK:
- Menghentikan penyebaran virus
Melalui tindakan karantina dan pengawasan/pembatasan lalu lintas.
- Menghilangkan sumber infeksi
Dengan pemusnahan terbatas hewan tertular dan yang terpapar (stamping out).
- Menghilangkan virus PMK
Dengan pemusnahan barang yang terkontaminasi dan cuci/semprot kandang, peralatan, kendaraan dan bahan-bahan lainnya yang memungkinkan menularkan PMK dengan disinfektan/detergen.
- Membentuk kekebalan pada hewan ternak dengan vaksinasi.
Pencegahan Penyebaran PMK di Perusahaan Peternakan dengan Biosekuriti
Sumber: tempo.co
- Biosekuriti karyawan
- Karyawan wajib masuk ke ruang semprot/spray
- Karyawan yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam, sepatu boot dan masker.
- Biosekuriti tamu
- Tamu yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam, sepatu boot, dan masker.
- Tamu masuk kandang melewati biosekuriti spraying dan harus melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat desinfektan kandang.
- Biosekuriti kendaraan
Security menyemprot ban dan bagian bawah kendaraan dengan menggunakan larutan disinfektan atau melalui bak dipping kendaraan.
- Biosekuriti barang
Semua barang yang masuk kandang harus di sanitasi (desinfeksi/fumigasi/disinari lampu ultraviolet).
- Biosekuriti kandang dan peralatan
- Melakukan disinfektan kandang dan peralatan secara berkala dan/atau setelah selesai digunakan.
- Melakukan disinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
- Biosekuriti ternak
- Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan, ditempatkan di kandang karantina/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif adanya gejala penyakit.
- Jika terdapat gejala klinis penyakit, segera dipisahkan dan dimasukkan di kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan perusahaan dan juga dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat.
Dikutip akurat.co, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi penularan PMK, di antaranya memvaksinasi hewan ternak, serta mengupayakan distribusinya berjalan dengan aman dan terkendali.
Wiku juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu khawatir, apalagi menjelang hari raya Iduladha. PMK pada hewan tidak membahayakan kesehatan manusia serta daging dan susu tetap aman dikonsumsi selama dimasak dengan benar.
Semoga bermanfaat. Salam safety!