“Suspension trauma dapat menyerang korban dalam waktu lima menit. Bila pertolongan tidak segera dilakukan dalam waktu 10 menit, korban akan kehilangan kesadaran dan dalam 15 menit, kemungkinan besar korban akan meninggal dunia.”

Siapa sangka, full body harness yang kita kenal fungsinya sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian ternyata bisa mendatangkan bahaya bagi pekerja? Bagi Anda yang bekerja di industri pertambangan atau konstruksi, pasti sudah familier dengan alat pelindung jatuh ini.

Namun sayangnya, masih banyak di antara Anda yang kurang peduli atau tidak memperhatikan kemungkinan bahaya yang timbul dari penggunaan full body harness. Padahal, apabila pekerja terjatuh dari ketinggian, lalu tergantung di harness, hal tersebut bisa berakibat fatal dan mengakibatkan kematian bila korban tidak segera diberi pertolongan yang tepat.

Suspension trauma, itulah istilah cedera yang kemungkinan bisa dialami pekerja yang terjatuh dan tergantung di harness. Jenis cedera ini penting diketahui para pekerja yang sehari-harinya menggunakan full body harness, karena penanganan suspension trauma berbeda dengan penanganan cedera pada umumnya.

Baca juga:

Masih Layakkah Full Body Harness yang Anda Gunakan? Periksa Masa Kedaluwarsanya!

Ketika Penggunaan Full Body Harness Mendatangkan Petaka

Full body harness bisa berubah menjadi alat pelindung diri yang mematikan apabila pekerja tergantung (setelah terjatuh) lebih dari lima menit dalam posisi tegak (vertikal) dengan kaki menjuntai ke bawah dan tidak ada pergerakan tubuh sama sekali. Kejadian ini pernah dialami seorang penebang kayu yang ditemukan tewas dalam posisi tergantung di harness yang ia pakai. Ternyata saat itu ia bekerja sendirian dan tergantung di harness dalam posisi tegak selama 15 menit.

Kejadian serupa juga dialami oleh pekerja listrik yang tewas saat memperbaiki kotak persimpangan listrik di ruang bawah tanah. Setelah lima menit berada di bawah tanah, entah kenapa tiba-tiba ia kehilangan kesadaran − teman-temannya cenderung tidak menyadarinya dan 15 menit kemudian, ia pun ditemukan tewas dengan posisi badan tegak tergantung di harness yang digunakannya. Ternyata penyebab semua masalah ini adalah suspension trauma.

Para peneliti bidang K3LH mengungkapkan bahwa fenomena ini telah terjadi dalam beberapa dekade. Meskipun demikian, data lengkap untuk menunjukkan sejauh mana masalahnya belum terkumpul dan sebagian besar pengguna alat pelindung jatuh serta para ahli K3 pun belum menyadari bahayanya.

Apa itu Suspension Trauma?

Suspension trauma (disebut juga dengan istilah Orthostatic Intolerance atau Harness Hang Syndrome) adalah cedera yang diakibatkan oleh tidak adanya pergerakan tubuh saat korban tergantung di body harness (setelah terjatuh) dalam posisi tegak (vertikal), sehingga bisa memberikan efek kehilangan kesadaran bahkan kematian pada korban. Periode serangan dari suspension trauma ini terbilang cepat dan tidak dapat diramalkan.

Sumber: elcosh.org

Singkatnya, seseorang bisa mengalami suspension trauma apabila ia terjatuh dan tergantung di harness dalam posisi vertikal dengan gerakan yang terbatas. Daya gravitasi akan menarik darah sehingga berkumpul di daerah kaki. Berkumpulnya darah di kaki mengakibatkan sirkulasi darah ke organ lain, terutama jantung dan otak jadi berkurang.

Karena sirkulasi darah tidak lancar dan pasokan oksigen di otak tidak memadai, hal ini mengakibatkan penurunan kesadaran pada korban. Sebenarnya ada dua poin kunci yang menyebabkan seseorang bisa mengalami suspension trauma, yakni:

  1. Terbatasnya gerakan saat tergantung di harness
  2. Terjepitnya pembuluh darah oleh strap harness di daerah pangkal paha

Siapa saja yang berisiko?

Suspension trauma bisa menimpa siapa saja yang menggunakan full body harness dalam pekerjaannya seperti pekerja yang bekerja di ketinggian dan ruang terbatas, penebang kayu, roofer, pemanjat tebing, dll.

Mengapa bahaya Suspension Trauma bisa mematikan?

Setelah pekerja terjatuh dan tergantung di harness, suspension trauma dapat menyerang korban dalam waktu lima menit. Bila pertolongan tidak segera dilakukan dalam waktu 10 menit, korban akan kehilangan kesadaran dan dalam 15 menit, kemungkinan besar korban akan meninggal dunia. Sindrom ini terjadi tiba-tiba, tidak terduga, dan bisa mengakibatkan kematian.

Adapun gejala dari Suspension Trauma sebagai berikut:

  • Tanda-tanda awal: sensasi panas pada tubuh, pusing, keringat dingin, nadi cepat, napas cepat, dan tanda syok lainnya.
  • Kehilangan kesadaran
  • Kematian dapat terjadi dalam rentang waktu 10-30 menit, jika korban tidak segera diberi pertolongan.

Beberapa faktor lain juga bisa memperburuk kondisi korban, di antaranya korban sulit menggerakkan kaki, cedera saat jatuh, kelelahan, kekurangan cairan, syok, gangguan pembuluh darah, gangguan sistem pernapasan, dll.

Pertolongan pertama apa yang harus dilakukan untuk menolong korban?

Penanganan untuk jenis cedera ini harus hati-hati. Pasalnya, bila tim penyelamat sembarangan membaringkan tubuh korban di tempat datar, darah yang terjebak di kaki bisa tiba-tiba mengalir ke otak. Hal itu dapat menyebabkan kematian secara mendadak. Kondisi ini dinamakan reflow syndrome. Secara medis, keadaan ini sangat berbahaya karena kita tidak bisa mengontrol kapan sindrom ini timbul dan korban akan meninggal.

Sumber: capitalsafety.com

Tindakan yang harus dilakukan bila pekerja terjatuh dan tergantung di harness:

  1. Jika memungkinkan, petugas P3K/tim penyelamat harus memberi bantuan pada 5-10 menit pertama setelah pekerja terjatuh.
  2. Jika tidak segera mendapat bantuan, pastikan korban selalu menggerakkan kaki dan angkat lutut hingga posisi duduk atau gunakan alat bantu, seperti suspension trauma safety strap .
  3. Jika korban tidak sadar, jaga agar jalan napas selalu terbuka.
  4. Selama pertolongan pertama diberikan, jangan membaringkan korban di lantai atau di atas tandu. Seperti sudah dibahas pada paragraf sebelumnya, bila korban langsung dibaringkan, hal ini memicu terjadinya reflow syndrome, akan ada aliran darah yang tiba-tiba mengalir ke otak dan jantung dan bisa mengakibatkan kematian pada korban.
  5. Jaga korban dalam posisi duduk selama kurang lebih 30 menit.
  6. Setiap korban yang pingsan atau mengalami suspension trauma lebih dari 10 menit, harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

 

Pencegahan:

  • Selalu aktif menggerakkan kaki. Gunakan work seat jika Anda tergantung dalam waktu yang lama
  • Pastikan suspension trauma safety strap selalu terpasang pada full body harness
  • Hindari tergantung dengan posisi tegak dan kaki menjuntai ke bawah
  • Pertolongan pertama harus dilakukan maksimal 10 menit pertama setelah korban terjatuh
  • Pastikan perusahaan memberikan pelatihan kepada pekerja tentang suspension trauma dan prosedur penyelamatannya.

Setelah mendapatkan pertolongan pertama, korban harus ditangani secara hati-hati oleh petugas medis di rumah sakit. Sering kali, suspension trauma dapat menyebabkan efek tertunda bagi korban, seperti gagal ginjal, yang kerap tidak disadari korban itu sendiri.

Salam safety!

×