Insiden kebakaran saat melakukan pengisian BBM di SPBU masih sering terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, human error menjadi penyebab terbanyak kasus kebakaran di SPBU.
Simak video berikut:
Rekaman CCTV detik-detik kebakaran di sebuah SPBU di Jalan Argo Raya, Parung Ragajukti, Bojong Gede, Bogor pada Minggu (20/8/2017), lalu, diduga diakibatkan percikan api dari jeriken yang dibawa pembeli.
Keselamatan operasi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjadi bagian penting yang harus dipenuhi. Pasalnya, potensi insiden yang diakibatkan oleh human error akhir-akhir ini kerap kali terjadi, seperti kasus kebakaran di SPBU pada video di atas.
Dilansir prokal.co, menurut data analis kejadian PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, hampir 80 persen kebakaran di SPBU di area Kalimantan diakibatkan oleh human error saat melakukan pengisian BBM.
Sementara dilansir wartaekonomi.co.id, Unit Manajer Komunikasi dan CSR PT Pertamina MOR VII, M Roby Hervindo juga mengungkapkan hal serupa, sekitar 60 persen kebakaran yang terjadi di SPBU area Sulawesi Selatan terjadi karena kelalaian konsumen.
Konsumen masih kurang menyadari pentingnya mematuhi rambu-rambu larangan yang ada di SPBU. Perilaku tidak aman yang sering dilakukan konsumen saat mengisi BBM, misalnya menggunakan telepon selular, menghidupkan mesin saat mengisi BBM, mengisi BBM hingga luber, memotret di fasilitas tersebut, hingga mengisi BBM menggunakan jeriken plastik.
Penyebab kebakaran lain yang sering ditemukan adalah memodifikasi bagian mesin atau knalpot kendaraannya. Tak jarang pula ada konsumen yang langsung menjalankan kendaraannya padahal pengisian bahan bakar masih berlangsung.
Nekat Mengabaikan Aturan Bisa Berujung Kematian
“Sempat ditegur jangan merokok oleh warga, namun pria ini tetap nekat merokok di dalam mobilnya sembari melakukan pengisian BBM,” ujar pihak kepolisian Bangka Tengah.
Sumber: tribunnews.com
Kecerobohannya tak mematuhi aturan keselamatan memicu ledakan hebat di areal SPBU 24.331.152 Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, pada Rabu (12/12/2018) pukul 15.30, lalu. Tidak hanya mengalami kerugian materi yang mencapai ratusan juta, insiden ini juga mengakibatkan kematian pada korban.
Dilansir tribunnews.com, kejadian bermula saat Deni Pantra (19), sopir mobil Agya warna silver melakukan pengisian BBM di areal SPBU, Desa Perlang. Mobil Deni tiba-tiba meledak dan terbakar saat sedang mengisi BBM.
“Deni yang masih di areal SPBU menyalakan rokok, Hardianto, warga lain yang melihatnya berada sama di dalam area SPBU sempat menegurnya jangan merokok nanti ada kebakaran, namun tidak lama kemudian tiba-tiba meledak dan mengeluarkan api sehingga membakar Deni,” jelas pihak kepolisian setempat.
Api muncul dari tangki mobil, kemudian menyambar api rokok Deni, sehingga mengakibatkan warga lainnya, Hardianto, yang keberadaannya dekat dengan mobil juga terkena semburan hawa panas pada bagian wajah.
Saat itu, warga yang berada di lokasi kejadian, langsung melakukan pertolongan dengan memecahkan kaca untuk memadamkan api dan mengeluarkan Deni dari dalam mobilnya.
Deni dan Hardianto pun langsung dibawa ke RSUD Bangka Tengah. Akibat kejadian itu Deni mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya. Sungguh nahas, luka bakar yang mencapai 90 persen membuat Deni harus menghembuskan nafas terakhirnya satu hari pasca kejadian, Kamis (13/12/2018), siang lalu.
10 Aspek Keselamatan yang Harus Diperhatikan Konsumen Saat Mengisi BBM di SPBU
Demi alasan keamanan, saat kita mengisi BBM di SPBU banyak tanda larangan yang dipasang. Misalnya dilarang merokok, dilarang menyalakan ponsel, dilarang mengisi BBM ke jeriken, dan lain sebagainya.
Sayangnya, masih banyak konsumen yang bandel. Padahal kelalaian sekecil apa pun itu bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar, seperti yang dialami Deni pada contoh kasus di atas.
Kecelakaan dan kebakaran di SPBU cukup sering terjadi. Penyebab terbanyaknya adalah human error. Karena berhubungan dengan bahan mudah terbakar, ketika berada di SPBU kita harus waspada. Berikut 10 aspek keselamatan yang harus diperhatikan konsumen saat mengisi BBM di SPBU, antara lain:
- Jaga jarak aman
Ketika memasuki areal SPBU, jaga kecepatan kendaraan maksimal 5 Km/jam. Hal ini untuk menghindari risiko kecelakaan saat kendaraan Anda bermanuver. Menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan juga bertujuan agar Anda memiliki cukup ruang untuk melakukan manuver atau menghindar jika sampai terjadi sesuatu hal.
- Patuhi aturan dan larangan saat berada di SPBU
- Dilarang Menggunakan Telepon Seluler
Rambu K3 Dilarang Menggunakan Telepon Seluler
Konsumen dilarang menggunakan telepon seluler di areal SPBU karena gelombang elektromagnetik yang dipancarkan telepon seluler dapat memicu timbulnya listrik statis bila terkena logam dan tentu bisa menimbulkan kebakaran.
b. Dilarang Merokok atau Menyalakan Api
Rambu K3 Dilarang Merokok atau Menyalakan Api
Saat memasuki areal SPBU terdapat larangan untuk tidak merokok atau menyalakan api. Hal ini karena BBM mudah terbakar. Asap dan puntung rokok dapat memicu timbulnya percikan api dan mengakibatkan kebakaran.
c. Dilarang Memotret
Sama seperti larangan lainnya, larangan memotret juga dilakukan sebagai upaya pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya timbulnya percikan api atau paling parah terjadinya kebakaran.
Memotret menggunakan flash atau blitz dapat berpengaruh terhadap uap bahan bakar yang muncul ketika pengisian bahan bakar dilakukan. Selain itu bisa juga pengaruh dari baterai atau elemen lain yang dapat menimbulkan percikan api, jika bereaksi dengan uap bahan bakar bisa berbahaya.
Intinya memotret di areal SPBU itu sebaiknya dihindari, kalaupun benar-benar diperlukan harus ada izin khusus dan kamera dengan spesifikasi tertentu.
d. Dilarang Mengisi BBM ke Wadah atau Jeriken Plastik
Mengisi bahan bakar ke wadah atau jeriken plastik tidak dibenarkan karena jeriken terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Mengisi BBM ke wadah atau jeriken dapat menimbulkan listrik statis.
Jeriken, drum, atau bahan-bahan lain yang pakai plastik tidak dapat diisi bahan mudah terbakar karena mengandung listrik statis. Konsumen boleh saja membeli bahan bakar dan tidak langsung dimasukkan ke tangki kendaraannya, dengan aturan menggunakan wadah atau jeriken yang tidak mudah mengantarkan listrik statis, seperti bahan aluminium.
Pakai jeriken khusus, letakkan di lantai
Sumber: jogjaupdate.com
Konsumen juga dilarang mengisi BBM ke jeriken apabila berada di atas kendaraan. Saat mengisi BBM, letakkan jeriken atau drum di lantai SPBU atau untuk pengisian BBM ke drum, maka drum wajib dipasang kabel bonding ke dispenser.
- Dilarang memperbaiki kendaraan dan membuka kap mesin kendaraan
Jika mesin kendaraan Anda bermasalah, silakan tanya petugas SPBU di mana area yang bisa dipakai untuk mengecek kondisi kendaraan.
Meskipun jauh dari tempat pengisian BBM, namun jangan lupa bahwa di SPBU terdapat tangki penyimpanan di dalam tanah dan tangki tersebut memiliki lubang hawa yang mengeluarkan uap bensin. Saat Anda memperbaiki mesin mobil, ada potensi timbulnya percikan api.
- Matikan mesin kendaraan sebelum pengisian BBM
- Turunlah dari kendaraan saat mengisi BBM
SPBU memiliki banyak kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan karena bahan bakar di sekitarnya. Tindakan pencegahan selalu dilakukan untuk prosedur keselamatan.
Meski menggunakan sepeda motor sport yang memiliki tangki bahan bakar di bagian depan, konsumen disarankan untuk turun dari sepeda motornya.
Api membutuhkan pemantik. Di SPBU unsur pemantik berasal dari mesin kendaraan. Didukung udara serta BBM, hanya butuh hitungan detik dari keadaan normal menjadi percikan api bahkan kebakaran.
Prosedur ini menghindari kemungkinan kecelakaan di areal SPBU. Alasan konsumen disarankan untuk tidak berada di atas jok motor adalah untuk memberikan kesempatan bereaksi saat tiba-tiba ada keadaan darurat.
- Khusus mobil, lepaskan safety belt dan aktifkan hand break
Sumber: tempo.com
Sama halnya seperti motor, konsumen juga disarankan turun dari mobil saat mengisi BBM. Memang tidak ada korelasi langsung dengan risiko terpicunya api, namun hal ini dilakukan semata-mata jika terjadi kondisi darurat, konsumen bisa dengan cepat bereaksi menyelamatkan diri.
- Komunikasikan jumlah bahan bakar tidak melebihi kapasitas tangki kepada petugas
Dalam pengisian BBM sebaiknya juga jangan sampai luber atau tumpah. BBM yang tumpah berpotensi menimbulkan kebakaran. Saat bensin meluber ke mana-mana, bisa mengenai onderdil lain. Bukan tidak mungkin, saat kendaraan dinyalakan bisa timbul percikan api yang menimbulkan kebakaran.
- Pastikan nozzle BBM menempel pada lubang tangki
Cobalah perhatikan saat petugas SPBU mengisi BBM ke dalam tangki bensin kendaraan Anda. Pastikan nozzle pengisi BBM menyentuh mulut tangki untuk menghindari timbulnya listrik statis yang bisa memicu percikan api.
Jika sudah selesai mengisi BBM, pindahkan safety cone dan hidupkan mesin menjauhi area dispenser.
- Hindari menggoyang-goyangkan kendaraan saat mengisi BBM
Secara sederhana, konsumen menganggap dengan menggoyangkan kendaraan, bensin akan mengisi seluruh ruang di tangki yang bisa memperbanyak volume bensin di tangki.
Padahal jika hal ini sering dilakukan akan membahayakan. Dilansir motorplus-online.com, menurut Sales Executive Retail Wilayah XII Pertamina, Wahyudi, tindakan tersebut berpotensi menimbulkan kebakaran karena ujung nozzle besi pengisi bensin menjadi bergesekan dengan ujung tangki.
Ada yang namanya listrik statis. Dua titik yang berbeda muatan, ketika ada beda muatan, ada loncatan listrik yang tidak bisa dilihat. Hal ini memicu percikan api dan berpotensi menimbulkan kebakaran meski potensinya kecil. Namun tetap hal seperti ini bisa menimbulkan efek yang luar biasa dan bisa membahayakan jiwa.
- Jangan hidupkan mesin jika terdapat tumpahan atau mencium aroma BBM yang menyengat
Pastikan petugas SPBU tidak mengangkat nozzle jika masih ada bensin yang menetes. Tunggu hingga bahan bakar benar-benar berhenti mengalir.
Waspada bila mencium bau bensin yang menyengat padahal tutup tangki sudah ditutup rapat. Jangan nyalakan mesin dan minta tolong petugas untuk mendorong mobil ke lokasi yang lebih aman.
***
Intinya, sebagai konsumen, mulailah peduli terhadap keselamatan bersama, patuhi peraturan keselamatan di SPBU dan jangan ragu untuk menegur bila Anda melihat ada orang yang melakukan pelanggaran, yang memicu timbulnya insiden dan kecelakaan.
Sebetulnya tidak hanya konsumen, petugas SPBU juga dituntut untuk memperhatikan faktor keselamatan selain faktor kesehatan, keamanan, dan lingkungan, untuk menekan potensi terjadinya kecelakaan. Jika petugas dan pengawas SPBU dapat menerapkan K3LH dan aspek operasional maka potensi kecelakaan dan insiden di SPBU dapat diminimalkan.
Salam safety!