Program WISE dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO) untuk membantu pengusaha dan pekerja pada usaha kecil dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.
Sumber: intracen.org
Tidak hanya perusahaan besar atau sektor dengan potensi bahaya tinggi seperti konstruksi dan pertambangan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga perlu diterapkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut UU No.20 Tahun 2008, UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.
UMKM memiliki peran yang vital bagi ekonomi lokal maupun global. Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, sektor UMKM berhasil menyerap tenaga kerja sekitar 98,7% di tahun 2018. Data International Council for Small Business (ICSB) juga menyebutkan bahwa UMKM menyumbang 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Sederhananya, UMKM memiliki peran signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menyediakan peluang kerja, dan menciptakan pasar yang seimbang. Namun, meski peran UMKM bagi perekonomian negara sangat besar, UMKM masih menghadapi beragam tantangan.
Salah satu di antaranya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas, sekaligus di saat yang sama meningkatkan K3 di tempat kerja. Menurut ILO, sebagian besar UMKM masih tidak menganggap K3 sebagai prioritas dan menganggap penerapan K3 sebagai biaya.
Padahal jika terjadi satu kecelakaan kerja saja akibat rendahnya penerapan K3, ini bisa menjadi bencana keuangan bagi UMKM. Maka dari itu, sangat penting bagi sektor UMKM untuk menerapkan K3 guna membangun bisnis yang produktif, aman, dan sehat.
Baca juga artikel ini:
- 5 Poin Dasar Tentang K3 yang Penting Diketahui Pengurus dan Pekerja
- Sudah Benarkah Implementasi Sistem Manajemen K3 di Perusahaan Anda?
Pentingnya Penerapan K3 Bagi Kelangsungan UMKM
K3 sering dikelola dengan buruk di UMKM, mengakibatkan risiko kecelakaan dan kesehatan kerja lebih besar.
Menurut ILO, salah satu karakteristik umum dari UMKM adalah tingginya angka kecelakaan dan cedera─kecelakaan 20% lebih sering terjadi pada perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki lebih dari 100 orang pekerja dan 40% lebih sering terjadi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki lebih dari 1000 orang pekerja.
Agar dapat memahami mengapa UMKM lebih rentan dan pengelolaan K3 pada perusahaan kecil lebih buruk serta kurangnya penerapan K3 pada UMKM. Hal ini disebabkan oleh:
- Kurangnya karyawan perusahaan yang bekerja pada bidang keselamatan dan kesehatan.
- Kurangnya akses terhadap pelayanan K3 eksternal.
- Pengalaman pemberi kerja dan pekerja akan K3 terbatas yang sering kali membahayakan dan cenderung memiliki siklus usaha yang pendek karena mereka memulai dan mengakhiri usaha mereka relatif cepat.
- Akses terhadap informasi dan kesempatan pelatihan yang terbatas.
- Pengetahuan yang terbatas mengenai peralatan maupun mesin yang dianggap ‘aman’.
- Rendahnya serikat dalam UMKM (hadirnya Serikat Pekerja pada tempat kerja sering kali dikaitkan dengan kondisi K3 yang lebih baik).
- Anggapan mengenai biaya perbaikan—pemberi kerja UMKM sering kali gagal mengaitkan di satu sisi kecelakaan dan penyakit dengan biaya yang ditimbulkan dan di sisi lain produktivitas dan keuntungan.
Kecelakaan atau penyakit akibat kerja sangat mahal dan dapat memiliki banyak efek langsung dan tidak langsung yang serius terhadap kehidupan pekerja dan keluarga mereka.
Untuk usaha kecil, bahkan biaya untuk satu kecelakaan saja bisa menjadi bencana keuangan bahkan hingga terhentinya produksi. Akibatnya, banyak di antara mereka yang gagal tumbuh atau bahkan gagal bertahan.
Maka dari itu, sangat penting bagi UMKM untuk mengembangkan rencana aksi bisnis serta membangun sistem bisnis, termasuk untuk K3 agar dapat lebih mudah menilai kondisi bisnis, hal-hal yang harus diperbaiki, dan cara-cara meluaskan usaha. Salah satu rencana aksi yang dapat dilakukan adalah mengimplementasikan program WISE.
Meningkatkan K3 Pada UMKM dengan Program WISE, Bagaimana Caranya?
WISE (Work Improvements In Small Enterprise) adalah program yang dikembangkan oleh ILO untuk membantu UMKM dalam meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas dengan menggunakan teknik sederhana, efektif, dan terjangkau yang memberikan manfaat langsung kepada pengusaha dan pekerja.
Program WISE ini jelas dan sederhana. WISE mendorong pengusaha UMKM serta pekerja untuk belajar bersama bagaimana meningkatkan K3 di tempat kerja. WISE memiliki enam prinsip agar dapat diimplementasikan secara efektif oleh pelaku UMKM, di antaranya:
- Membangun perilaku aman di tempat kerja
Program WISE dimulai dari kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan pekerja terkait K3. Dalam K3, perilaku lebih difokuskan pada perilaku tidak aman (unsafe act). Hal ini dikarenakan penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja salah satunya dikarenakan perilaku tidak aman yang berupa kesalahan atau kelalaian yang dibuat oleh manusia.
Perilaku keselamatan kerja merupakan hasil dari persepsi pekerja terhadap K3. Persepsi pekerja yang menekankan pentingnya K3, mereka tentu akan menggunakan APD dan mematuhi semua prosedur keselamatan secara sukarela bahkan tanpa harus selalu ada yang mengawasi.
Persepsi yang baik terhadap keselamatan kerja dapat dijadikan landasan untuk membentuk perilaku keselamatan yang baik dengan didukung komitmen pengusaha UMKM yang aktif.
Dampak positif terbentuknya perilaku keselamatan yang baik, yakni dapat mengurangi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh tindakan tidak aman dan menjadi faktor penting dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja.
- Fokus pada pencapaian
Jangan sungkan memberi pujian kepada pekerja yang telah menerapkan perilaku aman di tempat kerja. Menurut penelitian, perkataan positif atas perilaku baik lebih efektif daripada hukuman atas perilaku buruk dalam membangun kepedulian pekerja terkait K3. Hindari memberi kritik atas kesalahan kecil.
Motivasi juga pekerja untuk menyampaikan ide, gagasan, atau saran yang membangun bagi pengembangan program K3 di tempat kerja. Jadi, dengarkan dan respons setiap pertanyaan, keluhan, saran dan kritik yang pekerja Anda sampaikan.
Terjalinnya komunikasi dua arah antara pengusaha dengan pekerja memberikan kemudahan penerapan K3. Keaktifan pekerja dapat mencerminkan kepedulian mereka mengenai penerapan K3 di tempat kerja.
- Menghubungkan antara kondisi kerja dengan tujuan bisnis
Program WISE menekankan hubungan erat antara kondisi kerja yang aman dan sehat dengan tujuan bisnis. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan merupakan cara yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis.
Penerapan Good Housekeeping di area kerja
Sumber: intracen.org
Untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat, pengusaha bersama pekerja harus bekerja sama melakukan perbaikan di lingkungan kerja, di antaranya:
a. Lingkungan kerja fisik, meliputi:
- Penyimpanan dan penanganan material berbahaya
- Desain area atau stasiun kerja
- Keamanan mesin (seperti pemasangan pelindung mesin)
- Intensitas pencahayaan
- Pengendalian bahan kimia berbahaya
- Fasilitas kerja (seperti toilet, kotak P3K, ruang makan siang, dan loker)
- Kebisingan, getaran, suhu ekstrem (panas dan dingin), kondisi lantai kerja, tata letak, serta keselamatan kebakaran dan listrik
- Lingkungan sekitar bisnis (tetangga rumah/tempat usaha dan otoritas lingkungan).
b. Lingkungan kerja sosial, meliputi:
- Waktu kerja (seperti pengaturan jumlah pekerja dan jam kerja)
- Iklim tempat kerja yang positif (seperti tidak adanya pelecehan atau kekerasan)
- Perlindungan pekerja perempuan (seperti cuti haid dan cuti melahirkan)
- Organisasi kerja (seperti mengubah desain produk, tata letak toko/tempat usaha, dan tugas kerja)
- Mengelola dan memotivasi pekerja
- Upah dan tunjangan
- Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.
- Menggunakan pendekatan “learning by doing”
Program WISE menekankan pendekatan “learning by doing” dalam penerapan K3 di tempat kerja. Pendekatan ini dapat diterapkan dengan cara mendorong pekerja untuk melakukan penilaian dan pengendalian risiko.
Risiko yang dimiliki oleh UMKM biasanya merupakan risiko yang sudah mereka kenal dan tindakan pengendalian risiko yang diperlukan sudah sangat diketahui dan mudah dilaksanakan.
Contohnya, sebagai pengusaha, Anda mungkin juga sudah tahu bahwa bila ada pekerja yang memindahkan beban yang berat dapat mengakibatkan cedera punggung atau area kerja yang sering mengakibatkan orang terpeleset atau tersandung. Bila demikian, lihatlah apakah Anda sudah memiliki tindakan pengendalian risiko yang efektif untuk mencegah kecelakaan kerja.
Untuk penilaian dan pengendalian risiko, Anda bisa melibatkan para manajer dan pekerja. Lakukan diskusi tentang pengendalian risiko yang praktis dan berbiaya rendah dan bagaimana cara melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
- Mendorong pekerja untuk saling bertukar pengalaman
Pertukaran pengalaman ini salah satu program WISE yang efektif memotivasi pekerja untuk mengambil tindakan perbaikan di tempat kerja. Keberhasilan satu orang pekerja dalam memperbaiki atau melakukan pengendalian risiko atau bahaya yang mereka temukan di tempat kerja, akan mendorong pekerja lain untuk melakukan hal serupa.
- Mempromosikan keterlibatan pekerja
Program WISE secara aktif melibatkan seluruh pekerja dalam penerapan K3. Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:
- Keaktifan pekerja dalam kegiatan K3
- Memberi masukan mengenai adanya kondisi berbahaya di lingkungan kerja
- Menjalankan dan melaksanakan kegiatan dengan cara yang aman
- Memberi masukan dalam penyusunan prosedur dan cara kerja aman
- Mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya K3.
Melibatkan pekerja dalam setiap perencanaan dan implementasi program dapat memudahkan manajemen untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan akar penyebab timbulnya bahaya yang ada di tempat kerja, menciptakan rasa tanggung jawab pekerja terhadap program K3, meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana program diterapkan, dan membantu mempertahankan program dari waktu ke waktu.
* * *
Perlu Anda pahami, menurut ILO, K3 adalah bagian penting dari produktivitas bisnis dan daya saing pada UMKM karena K3 memberikan manfaat yang baik bagi bisnis, terkait dengan peningkatan, di antaranya peningkatan kualitas produk, kendali mutu yang lebih baik, berkurangnya jumlah kecelakaan kerja serta ketidakhadiran, dan lain-lain.
Meski penerapan K3 pada UMKM saat ini masih terbilang rendah, bukan berarti pengusaha dan pekerja tidak dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat sama sekali. Program WISE dapat digunakan untuk membantu para pengusaha UMKM dan pekerja dalam meningkatkan K3 dan produktivitas di tempat kerja melalui langkah-langkah sederhana, efektif, dan tidak memakan banyak biaya.
Salam safety!