Data Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menunjukkan bahwa luka bakar, memar, lecet, jari terpotong hingga fraktur tulang jari tangan merupakan deretan cedera tangan yang sering terjadi di tempat kerja. Maka dari itu, OSHA mewajibkan para pekerja untuk selalu menggunakan pelindung tangan saat bekerja di lingkungan dengan potensi bahaya yang mengakibatkan cedera tangan.
Source: ohsonline.com
Menurut OSHA, 70,9 persen cedera tangan dapat dicegah dengan pemakaian alat pelindung diri, khususnya penggunaan safety gloves. Lantas, pelindung tangan seperti apa yang bisa melindungi tangan pekerja secara maksimal? Standar terbaru ANSI/ISEA 105-2016 dan EN388 dapat Anda jadikan panduan dalam memilih safety gloves yang tepat sesuai potensi bahaya dan bidang pekerjaan di tempat kerja.
Pelindung Tangan Level Manakah yang Harus Saya Pilih?
Standar ANSI/ISEA 105-2016
Berbeda dengan ANSI/ISEA 105-2011, level performa pelindung tangan pada ANSI/ISEA 105-2016 bertambah sampai level A9. Perubahan ini dimaksudkan agar pekerja dapat menggunakan pelindung tangan yang tepat sesuai potensi bahaya dan juga untuk meningkatkan performa safety gloves dalam menahan dampak bahaya.
Perbandingan level pelindung tangan antara ANSI/ISEA 105-2011 dengan ANSI/ISEA 105-2016
Sumber: superiorglove.com
Berikut panduan memilih pelindung tangan sesuai ANSI/ISEA 105-2016:
Level |
Ketahanan terhadap Potongan (Gram) |
Area Kerja/ Bidang Pekerjaan |
200-499 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah: material handling, perakitan komponen kecil dengan bagian tepi benda berbentuk tajam, packaging, warehouse (pergudangan), kehutanan, konstruksi, dan semua jenis pekerjaan dengan potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah. |
|
500-999 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah/medium: material handling, perakitan komponen kecil dengan bagian tepi benda berbentuk tajam, packaging, warehouse (pergudangan), kehutanan, konstruksi, semua jenis pekerjaan dengan potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah/ medium, industri kayu dan kertas, dan perakitan komponen otomotif. |
|
1000-1499 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah/medium: material handling, perakitan komponen kecil dengan bagian tepi benda berbentuk tajam, packaging, warehouse (pergudangan), kehutanan, konstruksi, semua jenis pekerjaan dengan potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah/ medium, industri kayu dan kertas, dan perakitan komponen otomotif. |
|
1500-2199 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat medium: peralatan produksi, penanganan botol dan lampu berbahan kaca, proses pengalengan bahan pangan, pemasangan drywall, kelistrikan, pemasangan karpet, high visibility safety apparel (HVAC), industri kayu dan kertas, perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, penanganan logam, packaging, warehouse (pergudangan), manufaktur aerospace, dan proses penanganan makanan. |
|
2200-2999 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat medium/ tinggi: peralatan produksi, penanganan botol dan lampu berbahan kaca, proses pengalengan bahan pangan, pemasangan drywall, kelistrikan, pemasangan karpet, high visibility safety apparel (HVAC), industri kayu dan kertas, perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, penanganan logam, packaging, warehouse (pergudangan), manufaktur aerospace, dan proses penanganan makanan. |
|
3000-3999 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat tinggi: proses stamping logam, daur ulang logam, industri kayu dan kertas (proses mengganti slitter blades), perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, stamping logam tajam, manufaktur kaca, manufaktur pembuatan jendela, proses daur ulang/ memilah, HVAC, proses penanganan makanan, pengolahan daging, dan manufaktur aerospace. |
|
4000-4999 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat tinggi: proses stamping logam, daur ulang logam, industri kayu dan kertas (proses mengganti slitter blades), perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, stamping logam tajam, manufaktur kaca, manufaktur pembuatan jendela, proses daur ulang/ memilah, HVAC, proses penanganan makanan, pengolahan daging, dan manufaktur aerospace. |
|
5000-5999 gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat tinggi: proses stamping logam, daur ulang logam, industri kayu dan kertas (proses mengganti slitter blades), perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, stamping logam tajam, manufaktur kaca, manufaktur pembuatan jendela, proses daur ulang/ memilah, HVAC, proses penanganan makanan, pengolahan daging, dan manufaktur aerospace. |
|
6000+ gram |
Potensi bahaya terkena potongan tingkat tinggi: proses stamping logam, daur ulang logam, industri kayu dan kertas (proses mengganti slitter blades), perakitan komponen otomotif, fabrikasi logam, stamping logam tajam, manufaktur kaca, manufaktur pembuatan jendela, proses daur ulang/ memilah, HVAC, proses penanganan makanan, pengolahan daging, dan manufaktur aerospace. |
Standar EN388
Standar EN388 merupakan standar Eropa yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan pelindung tangan, mencakup klasifikasi safety gloves, metode uji ketahanan safety gloves, dll. Revisi standar ANSI/ISEA 105-2016 ternyata mempengaruhi standar EN388. Termasuk metode pengujian, yakni ISO 13997 (TDM) dan klasifikasi pelindung tangan.
Bila menggunakan metode TDM, level performa pelindung tangan akan diaplikasikan menggunakan huruf A sampai F. Untuk menghindari kebingungan, bagi produsen yang masih menggunakan Coupe Testing (metode pengujian versi terdahulu), klasifikasi level pelindung tangan masih menggunakan label numerik 1 sampai 5.
Pada standar EN388, kode produk dibuat dalam format CE dan empat digit nomor. Setiap angka mewakili pengujian untuk ketahanan terhadap goresan, potongan, robekan, dan tusukan.
Kode produk sesuai standar EN388
Sumber: mcrsafety.com
Berikut panduan memilih pelindung tangan sesuai standar EN388:
Level |
Ketahanan terhadap Potongan (Gram) |
Area Kerja/ Bidang Pekerjaan |
2 newtons (203 gram) |
Material handling, perakitan komponen kecil (bukan benda tajam). |
|
5 newtons (509 gram) |
Packaging, warehouse (pergudangan), semua jenis pekerjaan dengan potensi bahaya terkena potongan tingkat rendah. |
|
10 newtons (1019 gram) |
Penanganan logam, proses stamping logam, HVAC, penanganan kaca, plastik, dan material handling. |
|
15 newtons (1529 gram) |
Penanganan logam, peralatan produksi, penanganan botol dan lampu berbahan kaca, proses pengalengan bahan pangan, proses pemasangan drywall, kelistrikan, pemasangan karpet, dan HVAC. |
|
22 newtons (2243 gram) |
Proses stamping logam, penanganan lembaran logam, penanganan kaca, dan perakitan komponen otomotif. |
|
30 newtons (3059 gram) |
Proses stamping logam skala tinggi, daur ulang logam, proses makanan, serta industri kayu dan kertas.
|
Metode Pengujian Pelindung Tangan ANSI/ISEA 105-2016 dan EN388
Untuk mengetahui performa safety gloves dalam menahan dampak bahaya, baik ANSI/ISEA 105-2016 maupun EN388 melakukan tes uji ketahanan pelindung tangan. Setelah mengalami revisi, metode pengujian yang digunakan ANSI/ISEA 105-2016 adalah ASTM F2992-15. Kalau sebelumnya metode pengujian menggunakan dua mesin (TDM-100 dan mesin CPPT), sekarang hanya menggunakan satu jenis mesin saja, yaitu TDM-100.
Metode pengujian ANSI/ISEA 105-2016
Sumber: mcrsafety.com
Metode pengujian EN388
Sumber: mcrsafety.com
Seperti sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, EN388 telah mengadopsi TDM ISO 13997 sebagai metode pengujian pelindung tangan yang dapat diandalkan. Meskipun saat ini metode Coupe test masih tetap digunakan, namun metode tersebut kemungkinan akan dihapus pada awal siklus revisi lima tahun ke depan.
Dengan adanya peningkatan level pelindung tangan dan metode pengujian dengan teknologi yang lebih canggih pada revisi standar, diharapkan pekerja dapat memilih pelindung tangan sesuai bidang pekerjaan dan potensi bahaya yang ada di area kerja. Cek kode pada pelindung tangan Anda dan lihatlah apakah sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada di area kerja.
Semoga Bermanfaat. Salam safety!