Dengan melonjaknya kasus Covid-19, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, dianjurkan isolasi mandiri di rumah.
Pandemi Covid-19 belum juga usai dan dampaknya akhir-akhir ini kian mengkhawatirkan. Menurut data yang dilansir dari covid19.go.id, jumlah kasus baru terus melonjak dari hari-ke hari sejak pertengahan bulan Juni hingga memasuki bulan Juli 2021.
Per tanggal 12 Juli 2021, tercatat penambahan 36.197 kasus positif di Indonesia. Hingga kini, sudah ada 2.527.203 orang Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 2.084.724 pasien Covid-19 tercatat sudah berhasil sembuh. Namun, 66.464 orang lainnya tidak selamat saat berjuang melawan Covid-19.
Di sisi lain, masih ada 376.015 kasus aktif atau orang yang saat ini masih berstatus positif Covid-19 dan belum pulih. Di antara mereka ada pasien dengan gejala berat, gejala sedang, gejala ringan, hingga tanpa gejala.
Mengingat fasilitas terbatas, layanan kesehatan di rumah sakit kini difokuskan untuk perawatan pasien Covid-19 dengan gejala berat dan sedang. Sementara, untuk pasien tanpa gejala dan gejala ringan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau fasilitas yang sudah disiapkan pemerintah.
Bagi Anda atau memiliki keluarga yang menjalankan isoman di rumah, pastikan untuk memperhatikan beberapa hal sehingga penghuni rumah lain tetap aman, seperti tetap menerapkan protokol kesehatan 3M di dalam rumah, terutama Anda dan yang merawat Anda. Sejumlah panduan penting lainnya juga perlu Anda perhatikan saat menjalani isoman di rumah. Apa saja kah itu?
Baca juga artikel ini:
- Stres Saat Diam di Rumah Selama Pandemi Covid-19? Atasi dengan Cara Ini!
- Cegah Penularan Virus, Ini 4 Media Edukasi Covid-19 yang Wajib Ada di Perusahaan
Panduan Praktis Menjalani Isolasi Mandiri di Rumah
Tingginya kasus Covid-19 membuat bed occupancy rate (BOR) menipis di sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Orang-orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala (OTG) dapat menerapkan isolasi mandiri di rumah.
Namun perlu diingat, isoman di rumah harus dilakukan secara benar guna memutus mata rantai penularan. Pasalnya, apabila tata laksananya keliru, isoman justru bisa memunculkan klaster keluarga. Bagaimana panduan isoman di rumah menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes)?
1. Siapa yang disarankan untuk melakukan isolasi mandiri?
Kriteria orang-orang yang disarankan untuk menjalankan isoman, di antaranya:
- Terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes PCR, tetapi tidak memiliki gejala atau dengan gejala ringan
- Menunjukkan hasil reaktif tes swab antigen dan tidak bisa melakukan konfirmasi dengan tes PCR
- Terkonfirmasi positif saat exit test pada masa karantina.
2. Apa syarat-syarat pasien positif Covid-19 bisa isoman di rumah?
- Usia kurang dari 45 tahun
- Tidak punya komorbid seperti penyakit asma, jantung, diabetes, hipertensi, dan penyakit paru-paru kronis
- Ada fasilitas kamar terpisah di rumah untuk setiap penghuni
- Ada kamar mandi di dalam rumah
- Tanpa gejala, frekuensi napas: 12-2- kali per menit, saturasi oksigen: ≥ 95%
- Gejala ringan, seperti demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), sakit kepala, mual, nyeri tulang, kehilangan indra penciuman (anosmia) dan indra pengecapan (ageusia); frekuensi napas: 12-20 kali per menit; dan saturasi oksigen: ≥ 95%.
Keluarga Anda juga perlu menjalani isoman bila sama-sama menderita Covid-19 atau yang melakukan kontak erat dengan pasien wajib karantina selama 14 hari.
3. Apa saja alat yang perlu disediakan di rumah?
Siapkan alat kesehatan berupa:
- Termometer (alat untuk mengukur suhu tubuh)
- Oximeter (alat untuk memantau saturasi oksigen dalam tubuh. Jika oximeter menunjukkan angka 95 atau lebih rendah, segera kontak petugas FKTP terdekat
- Cairan disinfektan
- Sabun biasa atau hand sanitizer mengandung alkohol
- Sarung tangan karet dan masker medis
- Tisu
- Alat kesehatan lain sesuai dengan komorbid (misalnya pengukur tensi darah (bila hipertensi) atau gula darah (bila diabetes).
4. Bagaimana prosedur isoman di rumah untuk pasien tanpa gejala dan gejala ringan?
- Isolasi dan Pemantauan
Pasien Tanpa Gejala
- Waktu isoman di rumah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen (tes Covid-19) dan terkonfirmasi positif
- Lapor ke Fasilitas Kesehatan/Puskesmas terdekat.
Anda akan mendapatkan manfaat:
- Keluarga bisa mendapatkan edukasi isoman dari Fasilitas Kesehatan terdekat
- Mengetahui kapan harus swab PCR ulang atau kontrol ke Fasilitas Kesehatan terdekat
- Mendapatkan obat dan/atau vitamin yang perlu dikonsumsi selama menjalani isoman
- Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan
- Kontrol di Fasilitas Kesehatan terdekat setelah 10 hari karantina untuk pemantauan klinis.
Pasien dengan Gejala Ringan
- Isoman di rumah selama maksimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi dilanjutkan hingga gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala.
- Lapor ke Fasilitas Kesehatan terdekat.
- Petugas Fasilitas Kesehatan diharapkan proaktif melakukan pemantauan kondisi pasien.
- Setelah melewati masa isolasi pasien akan kontrol ke Fasilitas Kesehatan terdekat.
- Protokol isoman untuk pasien tanpa gejala dan gejala ringan
Pasien:
- Tetap di kamar dan dapat dihubungi melalui media komunikasi. Jika harus keluar kamar, selalu menggunakan masker
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin
- Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
- Upayakan kamar tidur sendiri/terpisah. Bila tidak ada ruang sendiri, posisikan pasien di area dimana anggota keluarga lain bisa menjaga arak minimal 1 meter dengan pasien.
*Pertimbangkan melakukan isolasi di fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah apabila tidak ada ruang sendiri di rumah untuk pasien melakukan isoman.
- Menerapkan etika batuk. Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam
- Makan bergizi seimbang 3 kali sehari secara terpisah dengan keluarga
- Segera cuci alat makan-minum sendiri dengan air/sabun
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore)
- Periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi
- Olahraga rutin 3-5 kali seminggu
- Pakaian yang telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik/wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
- Siapkan tas berisi kebutuhan darurat jika tiba-tiba harus pergi ke FKTP terdekat, seperti: KTP, kartu BPJS, kartu berobat di FKTP/RS langganan, baju ganti, peralatan lain seperti gadget, dll.
- Laporkan kondisi kesehatan setiap hari atau apabila ada gejala perburukan kondisi kesehatan kepada petugas Fasilitas Kesehatan terdekat melalui Whatsapp/telepon atau keluarga.
Lingkungan/kamar:
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara.
- Membuka jendela kamar secara berkala. Hal ini bermanfaat untuk menurunkan risiko penularan secara airborne di rumah.
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar (setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan goggles).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan lainnya.
- Bila memungkinkan, pasien menggunakan kamar mandi dan toilet sendiri. Bila tidak memungkinkan, pasien harus membersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setiap selesai menggunakan. Namun, bila pasien tidak bisa melakukannya, 1 anggota keluarga harus membersihkan dan disinfeksi kamar mandi dan toilet sebelum digunakan kembali.
Tidak boleh dilakukan
- Keluar dari kamar/tempat isolasi
- Menerima tamu/keluarga dalam ruangan/kamar
- Menggunakan barang secara bersama dengan anggota keluarga lain
- Mencampur tempat penyimpanan barang pribadi dengan anggota keluarga lain
- Melakukan aktivitas yang mengganggu anggota keluarga lain/menimbulkan kegaduhan
- Orang yang tinggal serumah, terutama yang merawat dan sempat ada kontak erat dengan pasien, tidak dianjurkan keluar rumah.
Keluarga:
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan terdekat.
- Anggota keluarga senantiasa pakai masker
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
- Senantiasa mencuci tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
- Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yang mungkin tersentuh
- pasien misalnya gagang pintu, keran air, toilet, wastafel, saklar, meja, kursi, dll. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan campuran air dan sabun/detergen atau cairan disinfektan khusus.
HOTLINE COVID-19
Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi Covid-19 hubungi Hotline 119 ext.9 atau Fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami keluhan baru namun masih sakit ringan selama isoman.
Aplikasi dan website yang dapat membantu Anda selama isoman:
- Aplikasi PeduliLindungi: aplikasi buatan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang untuk memberi informasi terkait keramaian dan zonasi penyebaran Covid-19.
- Aplikasi SIRANAP RS: aplikasi buatan Kemenkes agar masyarakat dapat mengetahui tingkat keterisian RS rujukan Covid-19 di berbagai RS tanah air.
- Aplikasi Telemedicine, seperti YesDok, Get Well, Good Doctor, KlikDokter, Halodoc, KlinikGo, AloDokter, SehatQ, ProSehat, dll.
- Website www.wargabantuwarga.com: berisi kumpulan info dan kontak penting seputar info rumah sakit, penyedia oksigen, jasa ambulance, info seputar Covid-19, dll.
5. Apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh pasien Covid-19?
Selama isoman mengonsumsi makanan yang gizinya seimbang sepatutnya dilakukan oleh pasien Covid-19, berikut jenis makanan yang tepat dikonsumsi selama melakukan isoman:
- Buah dan sayur-sayuran, seperti apel, anggur, jeruk, pisang, mangga, buncis, wortel, brokoli, dll.
- Makanan berprotein dan berkarbohidrat, seperti daging, telur, olahan nabati (tapi jangan digoreng), nasi merah/putih, jagung, umbi-umbian.
- Makanan mengandung lemak, seperti alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, ikan, dll.
- Vitamin hanya tambahan, seperti Omega 3, vitamin B1 komplek, vitamin C, vitamin D, dan Zink.
Sementara mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak terlalu banyak sebaiknya Anda hindari selama melakukan isoman karena tidak baik bagi kesehatan.
6. Apa saja obat yang harus dikonsumsi selama isoman?
- Jangan beli obat sendiri!
Petugas Fasilitas Kesehatan terdekat akan memberikan obat tergantung kondisi pasien. Setiap obat memiliki manfaat dan efek samping. Kebutuhan setiap pasien pun berbeda.
- Ikuti instruksi petugas kesehatan terkait obat-obatan yang harus diikuti selama mengalami Covid-19
- Jika mengalami demam, nyeri otot, atau sakit kepala, minum parasetamol. Minta petunjuk petugas kesehatan terkait dosisnya.
- Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik
- Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan steroid*.
*Penggunaan berlebih steroid dapat berdampak serius dan mengancam nyawa, termasuk infeksi mukormikosis (jamur hitam).
- Obat untuk pasien tanpa gejala:
- Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, Zink
- Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
- Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
- Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.
- Obat untuk pasien gejala ringan:
- Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
- Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
- Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
- Antivirus :
- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari (terutama bila diduga ada infeksi influenza) atau
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
- Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam.
Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
7. Kapan pasien Covid-19 dinyatakan selesai isoman?
Isoman selesai ketika:
- Telah menjalani masa isolasi sesuai waktu yang ditetapkan petugas kesehatan. Isoman dilakukan selama ±10 hari (untuk pasien tanpa gejala) atau hingga pasien memenuhi kriteria sembuh Covid-19. Pasien Covid-19 ringan atau bergejala sedang perlu melakukan isoman selama 10 hari ditambah 3 hari setelah gejala hilang, lalu bebas pada hari ke-14.
Namun, jika pada masa isoman muncul gejala, maka waktu isolasi perlu ditambah 10 hari lagi sejak hari pertama gejala muncul, bukan dihitung sejak pertama kali dikonfirmasi positif Covid-19.
- Tidak perlu dilakukan pemeriksaan RT-PCR ulang
- Mendapat surat keterangan selesai isolasi dari petugas Fasilitas Kesehatan/Puskesmas yang memantau kondisi harian
- Laporkan kondisi kepada Fasilitas Kesehatan/Puskesmas terdekat sesuai domisili.
8. Bagaimana cara membersihkan kamar setelah isoman selesai?
Bila petugas FKTP sudah memberi lampu hijau isoman selesai, langkah berikutnya Anda harus membersihkan kamar. Cara yang baik dan benar, antara lain:
- Buka ventilasi jendela
- Bersihkan permukaan perabotan dan lantai dengan air dan detergen atau disinfektan
- Ganti dan cuci seprei, sarung bantal dan guling, serta handuk.
Menjalani isoman di rumah memang tidak mudah. Akan tetapi, bila tekad Anda kuat, Anda harus yakin bisa melewatinya. Jika Anda positif Covid-19, jangan lupa untuk mengabari orang-orang yang berkontak erat. Laporkan juga diri ke fasilitas kesehatan terdekat, terutama Puskesmas, sehingga kondisi Anda terus terpantau. Bila mengalami penurunan kondisi atau semakin parah, segera hubungi tenaga kesehatan profesional dan minta bantuan orang terdekat Anda.
Lindungi diri dan keluarga Anda, disiplin dan patuhi 3M untuk cegah penularan Covid-19!