Sebuah penelitian di Jepang menyatakan, setiap 1 US$ yang dibelanjakan untuk program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), akan mendatangkan penghematan sebesar 3 US$. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengorbanan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menerapkan K3 di tempat kerja, justru bisa menghemat pengeluaran di kemudian hari. Artinya, dengan penerapan program K3 yang maksimal, angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) dapat diminimalkan. Sehingga, biaya kerugian atas dua hal tersebut dapat pula dikurangi.

Sayangnya di Indonesia, mayoritas manajemen masih menganggap K3 hanya sebagai biaya dan beban, sehingga banyak ketentuan K3 yang tidak dipersiapkan dan disediakan di tempat kerja. Tak jarang, mereka pun berpandangan bahwa K3 hanya menguntungkan pekerja saja. Pandangan keliru ini dinilai sebagai bentuk pengabaian K3 yang dilakukan perusahaan. Maka tak heran jika kasus kecelakaan kerja masih tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya.

Anggapan manajemen terkait program K3 yang memangkas budget atau merupakan pemborosan, tentulah sangat keliru. Anggapan salah kaprah tersebut memang sering terjadi, karena alasan sebagai berikut:

  1. Manajemen selalu menganggap bahwa program K3 itu melulu sebagai ‘ongkos’ atau cost.
  2. Sering ada kesalahan pada perhitungan biaya kerugian akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Artinya, manajemen hanya menghitung biaya yang terlihat di permukaan saja dan tidak menyeluruh. Misalnya, manajemen hanya melihat kerugian berupa biaya pengobatan pekerja, padahal dibalik itu produktivitas kerja juga bisa mengalami penurunan, yang imbasnya menyerang finansial perusahaan.

Pandangan keliru tersebut juga menjadikan penerapan K3 di perusahaan hanya sebagai formalitas, namun mereka tidak sadar biaya yang timbul akibat masalah K3 justru bisa lebih banyak. Seperti dilansir kompasiana.com, para ahli K3 sering menggambarkan biaya akibat kecelakaan kerja dan PAK sebagai gunung es, yang terlihat hanya sebagian kecil dari akibat yang sebenarnya.

Source: pinterest.com

Biaya kerugian yang dapat terlihat langsung, misalnya biaya pengobatan, biaya santunan untuk pekerja, hingga biaya perbaikan atas fasilitas yang mengalami kerusakan. Sedangkan, dibalik itu sebenarnya ada kerugian yang jauh lebih besar, di antaranya:

  1. Hilangnya waktu produksi karena pekerja mengalami kecelakaan kerja dan karena adanya pemeriksaan mengenai penyebab kecelakaan kerja yang terjadi.
  2. Penurunan produktivitas atau efisiensi kerja karena pekerja belum benar-benar pulih akibat kecelakaan yang menimpa dirinya.
  3. Peningkatan persentase produk cacat akibat penurunan produktivitas kerja.
  4. Kerugian waktu selama mesin atau peralatan tidak dapat dipergunakan.
  5. Biaya perbaikan dan penanggulangan terkait penyebab kecelakaan kerja.
  6. Peningkatan biaya premi asuransi untuk para pekerja.
  7. Penurunan volume produksi.
  8. Kerugian ekonomi pada keluarga korban kecelakaan kerja.
  9. Efek psikologis bagi korban kecelakaan kerja atau bagi rekan-rekan kerjanya, kemungkinan dapat berpengaruh pada kecepatan kerja.
  10. Reputasi perusahaan tercemar sehingga berpotensi mengganggu kelancaran bisnis,

Dari poin di atas dapat disimpulkan bahwa kenyataannya biaya akibat timbulnya masalah K3 kemungkinan bisa lebih besar dibanding dengan pengeluaran dalam penerapan program K3. Jadi, hilangkanlah anggapan keliru bahwa penerapan program K3 itu hanya sebagai pemborosan atau ‘buang-buang uang’.

3 Hal Ini Harus Anda Pahami, Program K3 Tidak Hanya Mengenai ‘Cost’

Source: logisticsbureau.com

Cost dan Benefit

Melihat banyaknya perusahaan yang memandang upaya peningkatan K3 hanya dari segi biaya, cobalah lihat permasalahan ini secara holistis. Artinya manajemen jangan hanya memperhitungkan cost, melainkan juga manfaat berupa penghematan-penghematan yang diperoleh dari upaya peningkatan K3. Kerugian yang jauh lebih besar pun dapat diminimalkan, karena penerapan K3 yang maksimal.

Penerapan rekayasa sistem kerja dan ergonomi, upaya peningkatan K3 rendah biaya

Pada dasarnya, manusia memiliki batasan dalam bekerja, baik batasan fisik maupun mental. Maka dari itu, sistem kerja harus didesain sebaik mungkin sehingga produktivitas kerja akan tetap terjaga. Rekayasa sistem kerja dan ergonomi merupakan solusi tepat untuk meningkatkan produktivitas kerja dan K3 yang rendah biaya, minim teknologi, namun memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.

Rekayasa sistem kerja dan ergonomi meliputi analisis beban kerja, pengukuran produktivitas kerja, ergonomi industri, dan standarisasi sistem kerja. Dengan memperbaiki sistem kerja dan ergonomi yang sudah ada, perusahaan pun tidak hanya menghemat, namun juga bisa menerima output yang diinginkan dan peningkatan finansial.

Terapkan keselamatan dan kesehatan kerja secara seimbang

Hal ini pun kerap luput dari perhatian mayoritas perusahaan. Padahal keduanya saling memengaruhi. Keselamatan kerja akan pincang bila tidak ada kesehatan kerja, begitu juga sebaliknya. Percuma bila penerapan keselamatan kerja sudah maksimal, tapi kesehatan kerja masih terabaikan. Sama saja akan menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Ada baiknya jika manajemen menerapkan kedua hal ini secara maksimal, konsisten, dan seimbang.

* * *

Dengan memahami beberapa hal di atas, diharapkan perusahaan dapat menerapkan program K3 secara maksimal. Penerapan program K3 bukanlah formalitas sebagai pemenuh kewajiban regulasi, fokuslah pada benefit-nya, bukan melulu pada cost yang harus Anda keluarkan. Karena sebenarnya, K3 adalah investasi yang sangat mendukung produktivitas pekerja dan perusahaan.

Selain itu, peran pemerintah dan pekerja juga penting dalam upaya peningkatan K3. Pemerintah tidak hanya mengkampanyekan pentingnya K3 saja, tetapi penegakan hukumnya juga harus tegas. Untuk kalangan pekerja, mulailah memprioritaskan safety selama bekerja. Seperti, menggunakan alat-alat K3 hingga melaporkan bila peralatan atau prosedur K3 tidak disediakan oleh perusahaan. Dengan adanya kerja sama antara perusahaan, pemerintah, dan pekerja, diharapkan penerapan K3 bisa terlaksana dengan baik dan angka kecelakan kerja dapat diminimalkan.

Semoga Bermanfaat. Salam safety!

×