Sekitar 24 juta orang di Amerika Serikat menderita PPOK dan lebih dari 9 juta di antaranya berusia kurang dari 65 tahun. Itu artinya penderita masuk ke dalam angkatan kerja. Sayangnya, banyak pemimpin perusahaan yang tidak memahami PPOK dan paparan di lingkungan kerja bisa menjadi penyebab utamanya.

Sumber: emedicine.medscape.com

Paparan asap, debu, dan bahan kimia di lingkungan kerja bisa menjadi pemicu tertinggi yang menyebabkan seseorang bisa terkena Chronic Obstructive Pulmunary (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Tingkat keparahan PPOK bisa beragam tergantung jenis paparan, lama terkena paparan, nilai paparan, kondisi tubuh pekerja dan rokok.

Meski peran LOTO sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan cedera serius saat memperbaiki mesin/peralatan, namun tetap peralatan yang sudah dimatikan dapat saja dengan ceroboh dihidupkan kembali oleh pekerja lain atau energi berbahaya terlepas secara tidak terduga. Di sinilah pentingnya sebuah program LOTO dirancang secara detail dan jelas oleh pihak manajemen.

Kebanyakan pekerja memang tidak menyadari bahwa dirinya bisa terkena PPOK akibat paparan debu, asap atau bahan kimia terus-menerus. Namun, setelah mereka mengalami gejalanya, justru inilah yang berbahaya karena bisa memicu serangan pada pernapasan. Apa itu PPOK? Mengapa bisa sangat berbahaya bagi pekerja?

World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa PPOK akan menjadi penyebab utama kematian ketiga di dunia pada 2030, jika tidak dilakukan pencegahan dan pengendalian.

PPOK merupakan penyakit paru kronik yang ditandai oleh adanya hambatan aliran udara di saluran pernapasan yang bersifat progresif dan berhubungan erat dengan adanya paparan gas atau partikel beracun secara berulang yang terhirup ke dalam tubuh. PPOK ini umumnya terdiri dari  bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

Bronkitis kronik: kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, tidak disebabkan penyakit lainnya.

Emfisema: kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.

PPOK awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. Gejala baru akan muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru, umumnya bertahun-tahun setelah paparan. Karena itu penderita sering tidak menyadari mengidap penyakit ini.

Berikut sejumlah gejala awal PPOK yang perlu diwaspadai pekerja, diantaranya:

  • Batuk berdahak dalam jangka waktu yang lama (lebih dari tiga bulan) dan tak kunjung sembuh
  • Mengi (napas sesak dan berbunyi)
  • Sesak napas (dyspnea)
  • Mudah lemas atau lelah
  • Sering mengalami infeksi paru
  • Penurunan berat badan

PPOK terkadang bisa terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang lebih parah biasanya disertai sakit kepala, demam, kaki dan pergelangan tangan membengkak untuk beberapa hari dan bisa membahayakan. Kondisi seperti ini kemudian bisa mereda dan terulang lagi. Maka, bila Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.

Perbedaan PPOK dengan Asma

Hampir 12 juta penderita PPOK di Amerika Serikat tidak terdiagnosis karena kegagalan dalam memahami gejala PPOK dan kesalahan diagnosa yang dianggap sebagai asma. Untuk menghindari kesalahan diagnosa, alangkah baiknya jika Anda mengetahui perbedaan antara PPOK dengan asma sebagai berikut:

 

PPOK

Asma

Usia

Usia tua, di atas 45 tahun (tidak menutup kemungkinan dialami oleh orang dengan usia di bawah 45 tahun)

Semua usia, lebih sering anak-anak

Batuk

Pagi hari, banyak dahak, hampir setiap hari dan tak kunjung sembuh

Malam hari, kering, saat eksaserbasi (kambuh)

 

Sesak

Tidak dapat dipastikan waktunya, semakin lama semakin berat, berhubungan dengan aktivitas

Lebih berat pada malam hari dan hilang timbul terutama saat kambuh

Faktor risiko

Rokok, debu, asap, dan bahan kimia

Alergi

 

Riwayat keluarga dengan keadaan serupa

Tidak khas

Umum ditemukan

 

 

Faktor Risiko PPOK

PPOK bisa disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa faktor risiko berikut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena PPOK, antara lain:

 

  • Jenis pekerjaan/ Profesi

Ada beberapa jenis pekerjaan yang meningkatkan risiko pekerja mengidap PPOK diantaranya:

Pekerja Pertanian

Pekerja Pertambangan

Pekerja Konstruksi

Petugas Kesehatan

Pekerja di industri tekstil

Pekerja las

Pekerja pabrik roti

Pekerja di industri otomotif

Pekerja yang berhubungan dengan kayu

 

  • Bahan/ zat berbahaya di lingkungan kerja

Beberapa jenis debu atau asap memiliki potensi yang menyebabkan PPOK jika jumlah paparannya tinggi dan dalam jangka waktu yang panjang.

Debu kadmium

Asap kadmium

Debu biji gandum dan biji-bijian lain serta tepung

Debu mineral

Debu organik

Debu silika

Asap atau gas pengelasan

Debu kayu

Debu pembongkaran gedung atau bangunan

 

  • Paparan polusi udara

Asap kendaraan, asap tembakau, dan asap pabrik, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko PPOK atau memperburuk bila ternyata seseorang sudah didiagnosa menderita penyakit ini.

  • Rokok

Paparan asap rokok baik perokok aktif atau perokok pasif menjadi faktor terbesar penyebab PPOK dan sejumlah penyakit pernapasan lainnya.

  • Usia

Penderita penyakit ini biasanya berusia di atas 45 tahun

Dampak PPOK terhadap Perusahaan

Berikut dampak PPOK terhadap aktivitas atau kinerja perusahaan, antara lain:

  • Absensi lebih tinggi bagi pekerja dengan PPOK

Pekerja dengan PPOK kemungkinan lebih dari dua kali melakukan absen dari pekerjaan daripada pekerja yang tidak mengidap PPOK, baik jangka pendek atau jangka panjang. 

  • Presenteeism lebih tinggi bagi pekerja dengan PPOK

Presenteeism didefinisikan sebagai perilaku pekerja yang meskipun masalah kesehatan fisik dan/ atau psikologis memerlukan absen dari pekerjaan, tetapi tetap datang untuk bekerja. Akibat presenteeism ini pekerja bisa kehilangan motivasi bahkan merasakan kelelahan kerja. Dampaknya, produktivitas kerja dapat berkurang hingga 50 persen.

  • Cedera dan depresi karena PPOK berkontribusi dalam penurunan produktivitas kerja

Pekerja dengan PPOK lebih rentan atau berisiko mengalami cedera dibanding pekerja yang tidak mengidap PPOK. Cedera inilah yang dapat mengurangi produktivitas pekerja. Menurunnya produktivitas kerja juga dipengaruhi secara negatif oleh kondisi mental pekerja. Menurut penelitian, pekerja dengan PPOK hampir tiga kali lebih sering melaporkan gejala depresi dibandingkan pekerja yang hanya memiliki permasalahan biasa.

  • PPOK meningkatkan kecacatan yang berhubungan dengan pekerjaan

Bagi pekerja yang mengidap PPOK dengan gejala dan gangguan fungsional yang memburuk mungkin harus membatasi jenis atau jumlah pekerjaan mereka. Menurut survei terhadap pekerja di California, pekerja dengan PPOK 13 kali lebih mungkin untuk mengurangi aktivitas kerja mereka dan 20 kali lebih mungkin tidak bekerja lagi.

 

  • Dampak dan kematian prematur akibat PPOK dapat merugikan perusahaan

PPOK yang menyebabkan kematian prematur (kematian dini) berakibat pada turunnya produktivitas perusahaan. Akibat kehilangan produktivitas tersebut, perusahaan di Amerika Serikat tercatat mengalami kerugian sekitar $49,9 miliar pada 2010. Perusahaan juga harus memberikan kompensasi besar untuk biaya PPOK dan kematian dini.

Apa PPOK dapat disembuhkan?

PPOK bersifat progresif dan irreversible (tidak dapat dipulihkan). Saluran pernapasan dan jaringan paru yang telah mengalami masalah dan kerusakan akibat PPOK, tidak akan kembali pada kondisi semula dan kembali pada kondisi normal. Meski begitu, pada dasarnya PPOK dapat diobati dan ditangani.

Dengan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pengobatan rumah sederhana, Anda dapat mengontrol gejala dan meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Pengobatan bisa berfokus pada pencegahan komplikasi dan meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Tips Mencegah PPOK, Lakukan Tindakan Preventif dan Deteksi Sejak Dini!

Tahukah Anda, jika tidak dikendalikan, penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi kesehatan lainnya seperti infeksi pernapasan, masalah jantung, kanker paru-paru hingga depresi? Karena PPOK termasuk salah satu penyakit berbahaya yang menyerang bagian saluran pernapasan, bersifat progresif dan irreversible, maka Anda perlu melakukan tindakan preventif sedini mungkin. Berikut langkah-langkah preventif yang dapat Anda lakukan:

  • Memahami bahaya paparan debu, asap, dan bahan kimia bagi kesehatan dan apa saja pengendalian yang harus dilakukan
  • Mengurangi paparan debu, asap, atau bahan kimia dengan menghindari paparan (bila memungkinkan), atau menggunakan metode basah saat melakukan pekerjaan yang mengandung paparan debu
  • Menjaga jarak Anda dengan peralatan/ mesin dan mengurangi kecepatan mesin saat menangani material halus untuk meminimalkan paparan
  • Menjaga mesin dan peralatan kerja lain tetap bersih. Pastikan perusahaan Anda menyediakan fasilitas kebersihan yang memadai di area kerja
  • Menggunakan pelindung tangan dan alat pelindung pernapasan untuk mengurangi paparan. Pastikan Anda menggunakan alat pelindung pernapasan dan APD lain yang diperlukan dengan benar
  • Melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala sesuai regulasi perusahaan
  • Berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok
  • Menerapkan gaya hidup sehat – pola hidup sehat dapat dimulai dengan melakukan olahraga rutin, pola makan yang sehat, serta minum banyak air untuk menjaga tubuh Anda tetap terhidrasi dan menghindari penumpukan lendir di saluran pernapasan
  • Cuci tangan dan wajah sebelum makan, minum, atau merokok di luar area paparan
  • Mandi (bila memungkinkan) dan ganti pakaian pelindung atau pakaian kerja dengan pakaian bersih sebelum meninggalkan tempat kerja untuk mencegah kontaminasi di area kerja lain, mobil, atau rumah.

 

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!

×