Banyak ahli K3 dunia memahami bahwa job safety analysis (JSA) adalah cara tepat untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan pengendaliannya dalam setiap tahapan pekerjaan.
Manajemen risiko yang efektif dimulai dengan mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya sebelum insiden terjadi. JSA ini bisa dikatakan sebagai metode yang sangat penting dalam manajemen risiko di tempat kerja karena dapat membantu pekerja melakukan pekerjaannya secara aman dan efisien, juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan.
Melalui pelaksanaan JSA secara komprehensif, hal ini dapat berdampak juga pada berkurangnya jumlah cedera dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi pekerja jadi lebih rendah, bahkan meningkatkan produktivitas.
Sebenarnya apa sih JSA itu? Mungkin Sobat Pro Safety sudah familier mendengar atau bahkan membuatnya, kan. Ya, JSA yang dikenal juga dengan job hazard analysis (JHA) atau job task analysis (JTA) adalah suatu cara mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan di area kerja.
Perlu Anda ketahui, JSA bukan sekadar lembaran kertas biasa yang berisi daftar pekerjaan, bahaya, dan cara pengendaliannya, tetapi JSA merupakan sebuah alat penting untuk mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.
Tujuan penerapan JSA untuk jangka panjang adalah keterlibatan semua bagian dalam perusahaan dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja aman dan meminimalkan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).
Melalui analisis bahaya yang sistematis mencakup identifikasi bahaya dan pengendaliannya dalam setiap tahapan suatu proses pekerjaan secara spesifik di area kerja, ini dapat membantu Anda menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Baca juga artikel ini:
- Memahami Tahapan Membuat JSA dan Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Mengisi Formulir JSA
- Bagaimana Melaksanakan Job Safety Analysis (JSA) yang Efektif? Ikuti 5 Langkah Penting Ini
5 Poin Penting Tentang JSA, Sudahkah Anda Memahaminya?
Kecelakaan kerja dapat kita hindari dengan mengetahui dan mengenal berbagai potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut, kita kendalikan untuk meminimalkan risiko kecelakaan yang akan terjadi.
Poster K3 Analisa Keselamatan Kerja (Job Safety Analisis)
Analisa potensi bahaya yang paling popular dan paling sering digunakan di lingkungan kerja untuk upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah dengan menggunakan metode JSA. Dalam analisa potensi bahaya pekerjaan dengan JSA ada empat langkah dasar, yaitu:
- Menentukan pekerjaan yang akan dianalisis.
- Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar.
- Mengidentifikasi bahaya pada masing-masing pekerjaan.
- Mengendalikan bahaya dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
Selain empat langkah dasar di atas, sebaiknya apalagi yang sebaiknya pengawas, personel K3, atau pekerja ketahui mengenai JSA? Berikut penjelasannya.
1. Apakah semua pekerjaan perlu dibuat JSA?
Pada dasarnya tidak semua pekerjaan memerlukan JSA, namun ada beberapa pekerjaan yang perlu diprioritaskan untuk dibuatkan JSA-nya.
Berikut kriteria pekerjaan yang perlu dibuat JSA:
- Pekerjaan dengan tingkat frekuensi insiden tinggi.
- Pekerjaan yang memiliki potensi risiko tinggi.
- Pekerjaan baru, yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
- Pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan prosedur kerja.
- Pekerjaan yang berpotensi mengakibatkan cedera serius/PAK yang mematikan.
- Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis.
2. Mengapa pengawas disebut orang yang paling tepat untuk membuat JSA?
Umumnya, JSA dibuat oleh pengawas dan dengan melibatkan anggota di bawah kendalinya. Namun, sering kali JSA juga dibuat oleh personel K3.
Mengapa pengawas disebut orang yang paling tepat untuk membuat JSA? Karena pengawas:
- Paling menguasai pekerjaan atau tugas itu.
- Mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan tim di bawah kendalinya.
- Mempunyai pengalaman tentang potensi bahaya, risiko, dan pengendaliannya.
- Menguasai prosedur dan peraturan kerja.
3. Selain untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya, mengapa perusahaan perlu membuat JSA?
- JSA terbukti telah menjadi salah satu program pencegahan kecelakaan yang efektif jika diikuti sesuai dengan tahapannya pekerjaannya.
- Dapat menentukan Alat Pelindung Diri (APD) atau alat pengaman yang tepat sesuai jenis pekerjaan.
- Dapat memudahkan dalam merumuskan prosedur kerja aman atau standar pelaksanaan pekerjaan yang selaras dengan tuntutan operasi yang efisien dan aman.
- Hasil JSA dapat digunakan sebagai daftar periksa pada saat mengevaluasi kinerja K3.
- Dapat menjadi acuan dalam proses investigasi kecelakaan, karena dari hasil JSA perusahaan dapat mengetahui penyebab kecelakaan dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.
- Hasil JSA dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelatihan atau rapat dengan para anggotanya, namun JSA hanya sebagai dokumen yang sekali digunakan dan setelahnya diarsipkan tanpa ditinjau ulang.
- Menurunkan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
4. Bagaimana cara mengelola JSA?
- Melakukan persiapan dengan pembentukan Tim (Supervisor/Pengawas/Mandor), formulir standar JSA, dll.
- Membuat JSA oleh tim yang ditunjuk.
- Personel K3 me-review hasil pembuatan JSA dari tim pembuat JSA.
- Disetujui oleh tim pembuat JSA dan personel K3. Atasan mengetahui dan menyetujui JSA yang telah dibuat.
- Dikomunikasikan dan ditandatangani oleh seluruh pekerja yang terlibat dengan pekerjaan.
- Para pekerja yang terlibat melaksanakan tahapan pekerjaan sesuai dengan yang tertuang dalam JSA.
- JSA dimasukkan ke dalam database atau di-register
- Di-review oleh tim pembuat JSA.
5. Apakah JSA sama dengan HIRADC?
Pada dasarnya JSA & HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment & Determine Control) merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya di tempat kerja.
Namun dalam aplikasinya, keduanya memiliki perbedaan. Jika dilihat secara definisi, JSA digunakan pada pekerjaan yang sifatnya spesifik. Sementara HIRADC, dari namanya saja sudah terlihat bahwa HIRADC bukan hanya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya saja, tetapi juga melakukan risk assessment atau penilaian risiko.
Berikut perbedaan antara JSA dengan HIRADC:
Itulah beberapa hal yang wajib Anda pahami tentang JSA. Hal penting yang wajib Anda ketahui juga, terutama sebagai pengawas kerja, Anda harus melakukan sosialisasi kepada pekerja yang terlibat agar mereka memahami isi JSA dan melakukan pekerjaannya dengan aman dan efisien.
Semoga bermanfaat. Salam safety!