Posisi duduk dengan punggung dan paha membentuk sudut 90 derajat ternyata bukanlah posisi yang baik dan sehat untuk buang air, terutama buang air besar (BAB). Posisi yang disarankan adalah membentuk sudut 35 derajat, di mana posisi ini lebih banyak kita lakukan saat menggunakan toilet jongkok.
Perbandingan posisi tubuh saat menggunakan toilet duduk
Sumber: homepro.co.th
Bagi orang yang tinggal di kota besar, rata-rata kamar mandinya sudah dilengkapi dengan toilet duduk. Mulai dari pusat perbelanjaan, hotel, kantor, restoran, bahkan rumah, kini lebih memilih memasang toilet duduk. Toilet model ini dianggap lebih bersih dan modern. Tapi apakah toilet duduk lebih sehat dibanding toilet jongkok?
Baca juga artikel ini:
Mulanya, toilet duduk lebih banyak dikenal dan digunakan di negara-negara barat sejak abad ke-16, sedangkan toilet jongkok lebih banyak digunakan di Asia, Timur Tengah, atau beberapa bagian Mediterania.
Meski penggunaan toilet duduk sudah ada sejak lama, namun perdebatan antara keduanya muncul pada tahun 1960, ketika sejumlah penelitian menyarankan bahwa posisi jongkok ternyata lebih sehat. Lantas, mengapa toilet duduk dianggap kurang sehat dibanding toilet jongkok? Apakah posisi tubuh saat menggunakan toilet duduk akan memengaruhi kesehatan? Bagaimana menggunakan toilet duduk yang benar?
Apakah Anda Menyadarinya? Posisi Tubuh Kita Saat Menggunakan Toilet Duduk Selama Ini Ternyata Salah Kaprah!
Tahukah Anda posisi duduk yang sering kita lakukan di toilet selama ini ternyata keliru dan tidak sehat? Duduk di atas dudukan toilet berarti punggung dan kaki membentuk sudut 90 derajat. Ternyata ini bukanlah posisi yang baik dan sehat untuk melakukan buang air, terutama saat BAB.
Posisi duduk menyebabkan otot puborectalis − yang berfungsi untuk mengatur arus pembuangan kotoran − berpotensi menekan saluran rektum. Selain itu, usus pun menjadi tidak rileks karena ada tarikan dari otot puborectalis, sehingga menyulitkan pembuangan kotoran.
Sumber: indiatimes.in
Sementara posisi jongkok dengan posisi kaki dan tubuh membentuk sudut 35 derajat. Hal ini dapat melemaskan otot puborectalis, sehingga menjaga rektum dengan sempurna lurus dan selaras dengan anus dan membiarkan gravitasi membantu kita untuk membuang kotoran dengan lancar.
Dampak Posisi Tubuh yang Salah Saat Menggunakan Toilet Duduk Bagi Kesehatan
Pada posisi duduk, hanya sebagian otot usus yang merasa rileks, sehingga akan menghalangi pergerakan kotoran di dalam usus halus. Hal ini akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan, di antaranya:
1. Hemorrhoid (Wasir)
Terlalu lama duduk sambil buang air di toilet duduk dapat menyebabkan hemorrhoid (wasir). Wasir adalah peradangan pada pembuluh vena di rektum atau anus. Peradangan ini memicu vena menjadi bengkak dan berisiko besar mengalami pendarahan.
2. Konstipasi
Posisi duduk mengakibatkan kotoran tidak bisa dikeluarkan secara maksimal. Sehingga, kotoran pun akan menumpuk dan membuat tinja menjadi keras, hal ini memicu terjadinya konstipasi atau sembelit.
3. Penyakit usus
Kotoran yang tidak dikeluarkan secara maksimal akan mengakibatkan penumpukan sisa kotoran dalam usus. Perlu diketahui, ampas sisa metabolisme tubuh yang tidak dikeluarkan lama-kelamaan akan menumpuk, sehingga bisa menyebabkan berbagai macam penyakit usus.
4. Penyakit panggul
Toilet duduk bisa memicu penekanan usus besar yang akan mengakibatkan gangguan pada panggul. Beda halnya saat kita menggunakan toilet jongkok, hal ini dapat membantu melindungi saraf panggul.
5. Dermatitis
Dermatitis akibat duduk di dudukan toilet diduga dapat menyebabkan iritasi kulit di sekitar paha atas dan bokong. Menurut seorang profesor mikrobiologi, dudukan toilet memang bisa menjadi tempat bersarangnya berbagai bakteri penyakit, seperti:
- E.coli penyebab diare
- S. aureus penyebab pneumonia atau penyakit kulit
- Streptococcus penyebab gangguan tenggorokan
Tidak hanya itu, toilet duduk juga bisa menyebabkan infeksi saluran kencing dan kelamin terutama pada wanita karena perpindahan jamur, kuman dan bakteri akibat kontak langsung antara bagian pantat dengan dudukan toilet.
Begini Posisi Duduk yang Sehat Saat di Toilet!
Bagaimana cara menyiasati jika toilet yang tersedia hanya toilet duduk? Buatlah posisi duduk di toilet seperti sedang jongkok, gunakan pijakan kaki (bangku toilet) dengan ketinggian sekitar 30cm.
Dengan begitu, punggung dan paha akan membentuk sudut 35 derajat seperti saat jongkok. Cara ini membuat Anda bisa melakukan posisi buang air besar yang lebih sehat dan aman.
Sumber: pinterest.com
Sayangnya, kebanyakan orang di Indonesia belum familier dengan penggunaan pijakan kaki saat di toilet duduk. Hotel, mall, restoran maupun tempat umum lainnya belum menyediakan pijakan kaki ini di toiletnya. Namun kini, Anda bisa mulai mengaplikasikannya di lingkungan terkecil, seperti rumah dan kantor.
Selain harus memperhatikan posisi duduk, ada beberapa hal lain yang tidak boleh Anda abaikan saat menggunakan toilet duduk. Bila Anda terpaksa harus menggunakan toilet duduk saat berada di luar, Anda dapat meminimalkan risiko kesehatan terpajan bakteri dengan mengikuti panduan berikut ini:
- Menggunakan pembersih dudukan toilet sebelum buang air, terutama di toilet umum. Beberapa hotel sudah menyediakan cairan pembersih ini, umumnya berbentuk semprotan yang diaplikasikan ke dudukan toilet untuk kemudian dilap dengan tisu.
- Anda juga dapat menggunakan penutup dudukan toilet atau tisu untuk mencegah kulit bersentuhan langsung dengan dudukan toilet.
- Menggunakan tisu ketika membuka dan menutup atau saat menekan tombol bilas
- Selalu cuci tangan setelah dari toilet karena bahaya yang sebenarnya berasal dari bakteri yang menempel di tangan dan berpindah ke mulut.
- Jangan lupa untuk mengeringkan tangan setelah dicuci. Bila menggunakan tisu, sebisa mungkin gunakan tisu yang tersimpan dalam tempat tertutup.
Penggunaan Toilet Jongkok Lebih Direkomendasikan?
Pada dasarnya, manusia didesain untuk melakukan buang air besar dengan cara jongkok. Dilansir dailymail.co.uk, studi yang dilakukan para penemu Squatty Potty menunjukkan sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, di antaranya:
- Mengurangi sembelit, kembung, dan gas
- Menurunkan insiden dan gejala wasir
- Meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan
- Otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik
- Mengurangi ketegangan dan proses buang air menjadi lebih lancar
Menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh. Seperti pembahasan pada paragraf sebelumnya, saat menggunakan toilet duduk, lintasan ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk mengeluarkan kotoran. Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, toilet jongkok juga memiliki kekurangan, salah satunya dapat menyebabkan arthritis atau gangguan lutut. Tarikan pada lutut yang terjadi ketika berjongkok serta kondisi lutut yang mudah lelah, tidak baik untuk penderita arthtritis.
Bagi mereka, toilet duduk lebih dianjurkan untuk mengurangi tarikan pada lutut. Selain penderita arthritis, toilet jongkok juga kurang baik digunakan untuk ibu hamil, lansia dan penderita obesitas. Maka mereka lebih dianjurkan untuk menggunakan toilet duduk.
Namun tentu, penggunaan toilet duduk harus setara fungsinya dengan toilet jongkok untuk meminimalkan risiko kesehatan, yakni dengan menggunakan pijakan kaki agak tinggi yang membuat posisi kaki dan tubuh seperti berjongkok.
* * *
Dengan mengetahui fakta-fakta ini tentu Anda bisa lebih bijak memilih toilet mana yang akan digunakan. Memilih toilet duduk atau toilet jongkok, semua kembali pada kenyamanan Anda. Tetapi bila Anda memilih toilet duduk, pastikan posisi tubuh Anda membentuk sudut 35 derajat dan gunakan pijakan kaki untuk meminimalkan risiko kesehatan.
Semoga bermanfaat, Salam safety!