Tidak hanya asbes, silika juga bisa menjadi penyebab kematian bagi pekerja konstruksi, manufaktur, maupun pertambangan. Dilansir dari hse.gov.uk, paparan silika telah mengakibatkan 789 kematian pekerja di Inggris setiap tahunnya. Silikosis, tuberculosis (TB), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan arthritis adalah deretan penyakit berbahaya bahkan mematikan akibat paparan silika.
Baca juga artikel ini:
Sumber: lhsfna.org
Sebenarnya, apa itu silika? Mengapa debu silika bisa berbahaya bagi pekerja?
Silika adalah campuran mineral yang terdiri dari silikon dan oksigen − terdapat dua bentuk, yaitu kristal dan nonkristal. Kandungan silika kristal dapat ditemukan dalam bahan atau material konstruksi, seperti beton, batu bata, batuan, pasir, dan tanah liat.
Bahan yang mengandung silika kristal sebenarnya tidak berbahaya kecuali terjadi proses pemotongan, pengeboran, peledakan, atau proses lainnya yang menghasilkan partikel berukuran kecil (debu silika). Debu dari serangkaian proses inilah yang membahayakan kesehatan pekerja.
Ukurannya yang 100 kali lebih kecil dari pasir pantai, menjadikan debu silika sebagai silent killer bagi pekerja. Pasalnya, debu silika yang terhirup, bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan. Salah satunya bisa menyebabkan penyakit silikosis.
Sering Menghirup Debu Silika, Pekerja Rentan Terkena Silikosis
Sebanyak 3.600 sampai 7.300 kasus baru terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Sayangnya, hanya 2 dari 50 negara, yaitu New Jersey dan Michigan yang memiliki program pengawasan untuk melacak kasus silikosis. Akibatnya, banyak kasus silikosis yang tidak dilaporkan dan tidak didiagnosis dengan benar. |
Silikosis merupakan penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup debu silika, sehingga mengakibatkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru. Silikosis bersifat mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan terkadang berakibat fatal bagi paru-paru.
Berikut jenis industri/ aktivitas dan material yang berkaitan dengan debu silika:
Industri/Aktivitas Pekerjaan |
Bahan/Material |
|
|
Silikosis terjadi ketika pekerja menghirup debu silika kristal, partikel berukuran sangat kecil tersebut masuk ke dalam dan terperangkap di paru-paru. Hal ini mengakibatkan luka pada jaringan paru-paru dari ukuran kecil menjadi besar yang dikenal dengan nama nodul. Semakin lama, nodul tumbuh semakin besar, sehingga mengakibatkan penderita mengalami kesulitan bernapas.
Sumber: worksafebc.com
Gejala dari silikosis tidak akan timbul cepat sesaat setelah pekerja menghirup debu silika. Biasanya gejala timbul setelah pekerja terpapar selama 20-30 tahun. Tetapi, pada kasus peledakan pasir, pekerjaan terowongan, pembuatan alat pengampelas sabun, atau jenis pekerjaan dengan kadar silika tinggi, gejala dapat timbul dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.
Gejala:
- Demam
- Sesak napas
- Terkadang bibir atau telinga membiru
- Mudah lelah
- Berat badan turun drastis karena kehilangan nafsu makan
- Nyeri dada
Berdasarkan lama dan jenis paparan debu silika, silikosis dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:
- Silikosis kronis (chronic silicosis): gejala terlihat dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun setelah terkena paparan debu silika kristal konsentrasi rendah.
- Silikosis akselerasi (accelerated silicosis): gejala terlihat dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah pekerja terkena paparan awal debu silika kristal konsentrasi tinggi.
- Silikosis akut (acute silicosis): gejala berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu atau kurang dari 5 tahun, setelah pekerja terkena paparan debu silika kristal konsentrasi tinggi secara terus-menerus.
Apa pencegahan yang harus dilakukan untuk melindungi pekerja dari paparan debu silika?
Untuk perusahaan:
- Mengganti material − cara terbaik untuk menghilangkan bahaya adalah mengganti dengan material lain yang tidak mengandung silika kristal
- Mengubah metode kerja – untuk jenis aktivitas yang menghasilkan paparan debu silika tingkat sedang dan tinggi sebaiknya menggunakan metode basah.
- Melakukan engineering controls − menggunakan local exhaust ventilation atau spray systems untuk mengurangi paparan debu silika. Juga memasang sistem penampung debu, seperti dust collector, bag filter, dll.
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya, seperti pelindung pernapasan dan pakaian pelindung
- Memberi pelatihan kepada pekerja tentang bahaya paparan silika, cara pengendaliannya, dan cara menggunakan alat pelindung diri
- Membuat program yang berhubungan dengan paparan debu silika. Mengevaluasi paparan debu di area kerja untuk tindakan perbaikan berkelanjutan
- Melakukan upaya personal hygiene, seperti mencuci tangan
- Memasang sign APD pelindung pernapasan, APD pakaian pelindung, dan semua hal yang berhubungan dengan potensi bahaya paparan debu silika
Untuk pekerja:
National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan agar pekerja:
Sumber: business.govt.nz
- Memahami bahaya paparan debu silika bagi kesehatan dan apa saja pengendalian yang harus dilakukan
- Mengurangi paparan debu silika dengan menghindari paparan (bila memungkinkan), menggunakan metode basah, dan/ atau menggunakan pelindung pernapasan serta pakaian pelindung.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala sesuai regulasi perusahaan
- Hindari makan, minum, atau merokok di area yang terpapar debu silika
- Cuci tangan dan wajah sebelum makan, minum, atau merokok di luar area paparan debu
- Mandi (bila memungkinkan) dan ganti pakaian pelindung atau pakaian kerja dengan pakaian bersih sebelum meninggalkan tempat kerja untuk mencegah kontaminasi di area kerja lain, mobil, dan rumah.
Semoga Bermanfaat. Salam safety!